Chapter 134 - 135

Metta masih duduk di ujung ranjang usai menangis dan menyesali kehidupannya. Ia memandang langit-langit kamar yang sudah beberapa minggu ia tempati. Jika memang keputusan Gaara adalah untuk membuang dirinya karena ia tidak mau mengaku maka itu lebih baik. Ia sudah dilecehkan berkali-kali dan sepertinya mati lebih baik daripada terus bertahan di mansion ini.

Fabian yang sebelumnya telah keluar kamar kembali masuk dan menemui Metta. Ia berjalan pelan dan berdiri disamping Metta yang masih duduk. Metta menoleh melihat Fabian dengan airmata yang masih menggantung di pelupuk matanya. 

"Kamu udah selesai menelpon?" tanya Fabian dengan suara rendah. Metta mengangguk pelan dan meluruskan kembali pandangannya. Metta memberikan kembali ponsel Fabian.

"Sepertinya keluarga kamu gak merespon dengan bagus' Metta terenyum getir dan airmatanya jatuh lagi, kali ini tanpa isakan apapun.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS