Metta menarik nafas yang berat terus menerus. Ia sudah tidak sanggup melawan dan mulai frustasi dengan keadaan yang makin buruk. Metta menangis lagi dan menyentakkan kedua lengannya yang diikat di sebuah kursi.
Ia mulai berteriak kesal dan mencoba meminta tolong. Tapi semuanya sia sia tidak ada satu pun yang mau mendengar. Metta masih terus menangis dan terisak hingga akhirnya sebuah alat aneh dibawa masuk ke dalam ruangan itu. Beberapa orang mendorong sebuah mesin dengan sebuah alat seperti pegikat kepala terlihat di letakkan di atasnya.
Bulu kuduk Metta berdiri, apa yang hendak dilakukan oleh orang orang ini padanya. Seorang pria lantas memasang sebuah pengikat kepala dengan kabel-kabel aneh yang tertancap di sekitarnya. Metta tidak bisa berbuat apapun selain hanya diam saja dipasangi alat aneh itu.