Chapter 116 - 105

Setelah sarapan, pagi itu dilewati Metta seperti biasanya. Membersihkan diri, mengganti baju dan berangkat ke kantornya—sebuah studio kecil tempatnya membuat komik. Uangnya hanya cukup untuk naik kendaraan umum. 

Setelah 45 menit, ia akhirnya sampai di studio milik Santi Rahman dan suaminya Indra Rahman. Baru melangkahkan kaki masuk ke dalam, ia melihat beberapa rekan kerja wanitanya berkumpul sedang bergosip. 

'Pagi-pagi, bukannya kerja!' gerutu Metta dalam hati sambil menggeleng dan menuju ke mejanya. Metta lalu mengeluarkan peralatan menggambarnya dan siap untuk bekerja.

"Ah, gantengnya....Aduh, gue pengin banget kalo anak gue entar seganteng ini.Sayang, laki gue mukanya pas-pasan," ujar seorang pegawai wanita lalu teman-temannya menertawainya.

"Elo sih, buru buru kawin.Kayak gue dong, nyari yang ganteng, baik, kaya ... kayak gini, ini." sahut temannya lagi.

"Dapet?"

"Nggak."

"Yee!!" cibir semua wanita yang berkumpul disitu.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS