Chapter 100 - Itu gadisnya

Dia tidak yakin apakah dia akan datang malam ini.

Malam itu, dia bertanya apakah dia akan datang, dan dia hanya berkata, "Kuusahakan,". Itu artinya dia mungkin tidak akan datang.

Suasana hati Fira agak sedih. Dia pergi ke mesin penjual minuman di lantai pertama Balai Budaya Jakarta untuk membeli sebotol kopi, membuka tutupnya, menyesapnya, dan memandang ke luar.

Balai Budaya Jakarta menghadap ke arah jalan raya. Dedaunan berguguran tapi jalan aspal masih bersih dan rapi. Jalan masuknya sempit dan sesekali ada kendaraan lewat. Fira tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh melihatnya.

Indra berdiri di lantai dua, bersandar di pagar, melihat Fira yang berada di bawah.

Jelas, dia sedang menunggu seseorang.

Menunggu seseorang? Sudah jelas, dia tahu itu di dalam hatinya. Dia pasti sedang menunggu tuan muda Ardi, dan tidak bisa menahan kebingungannya.

Kalau pria itu sudah menerima Fira sejak awal, dimana Ardi sekarang?

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS