Setibanya Serli di rumah, ia mendapatkan kemarahan yang luar biasa dari ibunya.
Ibu Serli tidak pernah menyangka anaknya akan Sekejam itu kepada anak dari teman ayahnya yang juga menyanyangi nya seperti putri nya sendiri.
Kau" kenapa
Kau' tidak punya pikiran lagi??"
Kau mempermalukan kami disini, bahkan orang menatap benci kepada kami. karena ulahmu yang begitu jahat, sadarlah kau masih kecil dan berumur 6 tahun.
bisa-bisa nya kau memukul Rosie seperti itu, apa kau sudah gila hah", kau aku bertanya padamu Serli apa kau sudah gila. kau bukan seperti anak ku melainkan seperti seorang pembunuh. Ibu Serli sambil memukul Serli dengan kuat.
"Serli bergetar menahan tangis dan sangat takut menghadapi kemarahan ibunya"
Ibu aku" aku....aku....aku minta maaf Serli meminta maaf sambil menangis dengan keras."
Pergi saja kau, aku tidak pernah melahirkan anak yang begitu kejamnya seperti dirimu. Ibu Serli jatuh dan terkulai lemas melihat tingkah putri kecil yang sangat disayanginya menjadi ganas kepada orang lain seperti seorang pembunuh.
Ibu' aku harus bagaimana: apa ibu tega aku seperti ini ibu hiks* Serli menangis tanpa henti melihat kejadian ini. Petaka yang sangat besar belum lagi ia akan menghadapi kemarahan ayahnya.
Jadi begitu didikan ibunya kepada anaknya.
benar-benar memalukan padahal ia adalah keluarga terpandang, Disaat ibu Serli memarahi Serli. di depan rumah mereka terdengar orang-orang berkasak-kusuk menceritakan keburukan Serli" yang seakan-akan tidak pernah di didik karena mereka adalah seseorang yang bisa dikatakan mapan di daerah sana.
Ibu Serli tak sanggup lagi membendung air mata, rasanya ingin membunuh dirinya sendiri agar tidak dipermalukan oleh warga.
***
Frans telah sampai mengantar Rosie dengan selamat ke rumahnya, Rosie masuk saja tanpa memberikan sebuah salam dan diikuti oleh Frans dari belakang.
Ibu.....maafkan Rosie bu, Rosie berlutut di kaki ibunya yang tengah terduduk lesu di kursi ruang tamu, ibu Rosie kaget dan langsung beranjak dan memeluk putri semata wayangnya. apakah aku bermimpi ibu Rosie menangis sambil terisak dan sangat kuat memeluk Rosie agar tidak kehilangan nya lagi.
Darimana saja kau, aku hampir mati karena kehilangan dirimu. Rosie melihat ibunya yang tidak berdaya dan menangis. aku salah bu.. aku minta maaf Rosie meminta maaf pada ibunya dan tak berhenti mengeluarkan air matanya.
Ibu kenapa ibu seperti ini, apa ibu tak makan-makan dan lihat ibu punya kantong mata apa ibu tidak tidur. Rosie bertanya sambil menangis.
Kau pikir apa aku akan bisa tenang ketika aku kehilanganmu, ya Tuhan ini sangat membuat ku gila, apa yang terjadi padamu sehingga kau tidak pulang-pulang.Ibu Rosie balik menanyainya
Ketika Rosie menceritakan semuanya dengan jelas tiba-tiba Rendi masuk dari arah pintu depan, dan melihat Frans berdiri dengan tertunduk melihat Rosie dan ibunya sedang berbicara.
Kau siapa?"? Tanya Rendi kepada Frans
Aku Frans, aku yang menyelamatkan Rosie ketika ia terkurung di gudang pada saat itu.
Jadi kau Frans, Kenapa tidak dari lama kau mengantarkan Rosie. agar ibunya tidak secemas itu akan putrinya" tanya Rendi
Itu ada kendala, Frans menjadi gelagapan dan salah tingkah mendapatkan pertanyaan itu dari Rendi" Apa kendalanya Rendi semakin mendesak Frans agar mengatakan nya.
Rosie waktu itu terluka jadi aku sangat kasihan kepadanya, dan aku mohon agar ia tetap tinggal agar kami bisa merawat nya. balas Frans
Rendi semakin tidak suka saja melihat Frans, seperti nya ada saingan baru untuknya mendapatkan Rosie, Kalian ayo kita makan dulu ajak ibu Rosie, ibu akan memasak sebentar untuk kalian sebelum kalian pulang.
"Baik buk" keduanya menjawab serentak
Rosie membantu ibunya menghidangkan makanan untuk dimakan oleh Frans dan juga Rendi, Terimakasih atas semua bantuan kalian kepada ibu agar menemukan Rosie.
" Khusus untuk mu Frans ibu akan memberikan ini, ibu Rosie memberikan banyak hidangan ikan di mangkuk Frans lalu berkata kau sangat baik pada Rosie ku semoga Tuhan membalasmu" Ibu Rosie tersenyum kepada Frans.
Rendi semakin cemberut saja, ia saja tidak begitu ketika main bersama Rosie.
Setelah mereka selesai makan, Frans belum mau pulang dulu. ia berencana akan menginap di rumah Rosie untuk malam ini, Rendi terdiam heran melihatnya yang tak mau pulang. Rendi pun bertanya kau tidak akan pulang?? Frans menjawab tentu saja aku akan pulang sebentar lagi, kalau kau mau duluan silahkan balas Frans santai.
Rendi semakin memanas ia melihat tingkah Frans yang seolah-olah terus memperhatikan Rosie, baik dari dekat maupun jauh. jangan menatap nya seperti itu Rendi berteriak kepada Frans. " Frans terkejut serta salah tingkah" ia takut Rosie mendengar nya.
Kalian kenapa, tanya Rosie sambil menghampiri mereka, ohh itu tidak apa-apa ada lalat tadi di dahi Frans jadi aku berteriak untuk mengatakannya agar ia mendengar balas Rendi.
Kalian yakin.." kenapa kalian belum pulang??? apa kalian berencana menginap tanya Rosie kepada Frans dan Rendi.
Apakah boleh? balas Frans kepada Rosie.
Tentu saja apa kau sudah izin kepada ibumu?? Rosie bertanya lagi. Tentu saja sudah. baiklah menginap lah, Rendi juga mau ikut balas Rendi. apa kau juga tanya Rosie Kepada Rendi? tentu saja apa tidak boleh?? tanya balik Rendi kepada Rosie.
Tentu saja boleh akan aku biarkan kalian memakai kamar adikku. kalian aneh sekali balas Rosie"
Rendi tidak mau kalah dari Frans dan Frans pun menyadari hal itu, ternyata tidak dia saja yang menyukai Rosie tetapi ada. Rendi juga."....".