Chereads / Hidup sama dengan kesedihan dan kebahagiaan / Chapter 38 - Jamuan Makan Malam

Chapter 38 - Jamuan Makan Malam

Hari telah berlalu, senja yang yang berwarna jingga telah memudar dan menjadi gelap, karena malam telah datang.

Di meja makan ayah Rosie terpana akan dua orang anak laki-laki yang tidak ia kenali, ibu Rosie pun mulai menjelaskan dan mengatakan akan mengadakan jamuan makan malam dengan keduanya beserta keluarga besarnya hari ini.

Ayah Rosie langsung memancarkan aura ketidaksukaan yang jelas di raut wajahnya, kenapa kau baru pulang..? tanya ayah Rosie kepada Rosie.

Hmmm itu ayah aku... aku...aku. Rosie menjadi takut akibat ayahnya menanyakan hal yang tidak bisa ia jawab secara lantang.

Frans tiba-tiba membantu Rosie menjawab pertanyaan dari Ayah Rosie.

Aku menolong Rosie paman jadi aku membantu merawat nya ketika ia tidak sadarkan diri dan mengalami luka di kepalanya, Frans menjelaskan dengan rasa percaya diri.

Apa aku meminta mu untuk berbicara, apa kau diketahui ibumu untuk menginap disini! aku selalu muak melihat tingkah orang-orang kaya yang seakan-akan selalu benar" apa yang salah jika ia memiliki jabatan maka akan selalu menjadi benar".

Frans dan Rendi terdiam, dan diam-diam di dalam hati merasa takut" apakah ayah Rosie akan marah hari ini Rendi bertanya sendiri di dalam hatinya. kalau benar maka Rosie akan di pukuli. Rendi menjadi cemas dan gugup, batin Rendi menjerit seakan-akan menginap disini pada hari ini adalah kesalahan terbesarnya akan membuat Rosie menangis lagi.

Meja makan terasa hening sementara dan aura kegelapan dari ayah Rosie membuat semua orang di meja makan bergidik ngeri, termasuk adik-adik Rosie menjadi sangat takut.

Ibu Rosie berusaha menenangkan ayah Rosie namun ayah Rosie telah mencapai batas kesabaran yang luar biasa, ayah Rosie mulai menarik Rosie ke dalam kamar, dan memukuli nya dengan ikat pinggang. alasan mu yang kurang jelas membuat ku panik aku akan kehilangan putriku satu-satunya apa kau sadar? jika terjadi sesuatu menimpamu setidaknya tolong beritahu keluargamu dulu agar mereka tidak merasa cemas.

Ayah Rosie terus memarahi Rosie serta memukulinya dengan ikat pinggang, Rosie berusaha menahannya sekuat tenaga. Rendi yang melihat kejadian itu langsung menangis ia bahkan tidak sanggup melihat Rosie yang menahannya.

Ibu Rosie langsung menghalangi pukulan ayah Rosie kepada Rosie, ia menjadi penghalang nya sekarang. minggir aku tidak berurusan dengan mu. ayah Rosie mengusir ibu Rosie.

Ayah tenanglah, dia baru saja terluka dan kau mau memukulinya lagi. Ibu Rosie menangis tersedu dan terisak membuat ayah Rosie terduduk lemas karena permasalahan yang dihadapi keluarganya tak kunjung habis.

Kenapa orang kaya itu tega membuat anak ku terluka, aku benci itu maka dari itu biar aku yang memukulinya balas ayah Rosie. ayah Rosie menangis tiada henti melihat kondisi putrinya yang amat disayanginya seperti itu.

Frans hanya tertunduk dan diam-diam mengeluarkan air mata sama dengan Rendi.

Aku tau bagaimana perasaan nya"

Sesuatu yang amat susah di nilai dari kebiadaban manusia"

Janji munafik, pasti akan lenyap"

Kata-kata itu terngiang dan terus memutari kepala Frans, apa hidupku juga begitu. tapi kurasa ayah tidak begitu mendidik ku. ucapan ayah Rosie tadi benar-benar sebuah "tamparan" luar biasa.

Malam telah berlalu, kejadian semalam rsanya begitu cepat berlalu. sekarang ayah Rosie telah berangkat kerja dan tidak di rumah lagi, rasanya kekacauan semalam adalah salah Frans dan ia selalu merasa amat bersalah kepada Rosie.

Rosie hanya terdiam, selama beberapa saat tadi. Frans memperhatikan Rosie yang hanya terdiam dan termenung. Frans merasakan hal itu karena ia juga pernah mengalami hal yang sama dengan Rosie.

Rosie,,, Frans memanggil Rosie dengan lembut.. Rosie tidak menghiraukan nya dan terlalu berfokus kepada lamunannya.

Rosie tidak tau apa yang sedang di lapnya. padahal ia bertujuan untuk lap meja, tetapi karena lamunannya ia me lap kursi yang juga merupakan berbahan dasar kain, kursi itu menjadi sangat basah. Frans tidak tahan dan membuyarkan lamunan Rosie.

Lihatlah, kursi ini menjadi basah, apa yang sedang kau pikirkan tanya Frans kepada Rosie?.

Aku me lap meja apa kau tidak lihat balas Rosie namun Rosie menyadari kesalahannya dan langsung beranjak hendak mengambil kipas angin untuk mengeringkan kursi ruang tamu tersebut.

Rosie segera menjauh ketika telah selesai mengering kan kursi nya, Frans hanya terdiam dan kecewa kenapa karena ini tiba-tiba rasanya hubungan ku dengan Rosie tidak baik lagi, Frans mendesah pelan dan berlalu ke kamar adik Rosie yang ditempatinya dengan Rendi.

Setibanya di kamar, Frans langsung menemukan Rendi yang sedang belajar. lalu bertanya sambil duduk di ranjang yang berukuran besar itu. Apa kau merasa kasihan kepada Rosie?? tanya Frans kepada Rendi.

"Tentu Saja" aku menyukainya dan aku tidak tega melihat orang yang ku sukai serta kusayangi terluka karena mu. Rendi pun hendak beranjak pergi namun Frans menahannya, "apa yang kau sukai dari Rosie"? tanya Frans.

Kau tidak perlu tau jawab Rendi, dan ingat sekarang kita akan menjadi musuh untuk memperebutkan apa yang kau suka dan juga yang kusuka ingat itu balas Rendi kepada Frans.

Frans hanya terdiam dan ingin rasanya untuk menyerah, namun perasaan nya juga kuat akan Rosie. membuat Frans hanya menggeleng pasrah akan keadaan ini dan merutuki nasibnya yang begitu menyukai gadis seperti Rosie.