Rin menempelkan tubuhnya pada sang kekasih, Kei. Ia menatap miris ke arah Shireen. Ia sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Jujur saja, dirinya sama sekali tidak menyangka apabila Riki, orang yang sangat ia takuti itu, akan bongkar aib seperti ini. Bukankah Riki secara terang-terangan membela dirinya di depan umum?
Rin sendiri tidak mengerti kenapa Riki melakukan itu semua untuk dirinya. Bukankah Riki ini seharusnya membenci dirinya karena sudah dipukuli oleh Kei?
Sebenarnya apa yang terjadi?
Sumpah, kepalanya terasa sangat pening sekali.
"Kei, apa ini memang yang seharusnya terjadi? Maksudku... itu... ah.. aku bingung harus menjelaskannya mulai darimana." Kata Rin.
"Aku tak bisa mengomentari apapun saat ini, Rin... maaf ... tapi aku rasa kau berhak berada di posisi saat ini... Ini bukanlah hal yang buruk, bukan?"
"Itu..." Rin nampak ragu untuk mengiyakan perkataan dari Kei itu.