Chereads / Al DraLisa / Chapter 3 - Surat(2)

Chapter 3 - Surat(2)

Saat ini semua maba sedang berkumpul di aula untuk membahas persyaratan yang harus dibawa hari ini yaitu surat.

"baiklah kalian semua sudah bikin suratnya?" tanya Doni selaku MC acara ospek ini

"sudah kak" ucap semua maba yang ada di aula

"bagus, sekarang disini sudah ada semua anggota BEM bahkan disini juga sudah hadir ketua BEM kita yaitu Fariz Giovanni untuk kalian kasih suratnya, jika ada yang ingin kasih surat selain anggota BEM kalian ngasihnya pas istirahat ya" ucap Doni sambil menunjuk jajaran anggota BEM dan ditengahnya ada ketua BEM yaitu Fariz dengan muka datarnya

"ok sekarang kalian boleh ngasih suratnya" ucap Doni

Setelahnya semua maba berdiri dari kursinya dan langsung menghampiri kakak tingkat yang akan mereka kasih suratnya. Selama 5 menit berlangsung suasana di aula menjadi ramai karena itu.

"jika kalian sudah kasih suratnya silahkan duduk di tempat semula" ucap Doni

Dan semua maba langsung kembali ke tempat duduk seperti semula dan suasana menjadi tenang.

"ya sekarang kita ke acara selanjutnya yaitu penjelasan materi tentang kampus XXX ini ya" ucap Doni

*****

12.00

"lis lo mau ikut ke kantin gak?" tanya Dewi

"enggak Dew, Allisa mau ke taman aja soalnya Allisa bawa bekal hari ini" ucap Allisa

"ok deh gue duluan yaa" ucap Dewi berlalu pergi dari aula untuk ke kantin karena sekarang sudah waktunya istirahat

Allisa segera bergegas pergi ke taman dengan langkah riang dan jangan lupakan dengan mukanya yang sedang tersenyum lebar. Tau kenapa alasan tingkah Allisa saat ini? Ya, tentu saja alasannya ada di diri pangeran tampannya itu yang sering duduk di taman kampus sambil membaca buku dengan serius. Bahkan Allisa merasa heran pada pangeran tampannya itu, apa dia gak punya kegiatan lain selain membaca buku? Allisa sangsi bahwa ia pernah melihat pangeran tampannya itu melakukan kegiatan lain selain membaca buku. Walaupun membaca buku adalah kegiatan yang bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan kita, tapi tidak untuk keseringan juga bukan? Ah Allisa capek kalau memikirkan kegiatan pangeran tampannya itu.

"nah itu dia pangeran tampan Allisa" ucap Allisa semangat

Begitu Allisa sampai di taman, dia langsung menuju pohon rindang tempat biasa pangeran tampannya membaca buku. Dan benar saja saat Allisa tiba disana dia langsung melihat pangeran tampannya sedang duduk di bawah pohon rindang sambil membaca buku.

"hai kak" sapa Allisa saat sudah disamping pangeran tampannya

"hm" dehem laki-laki itu

"cuek banget sih kak jadi orang" ucap Allisa sedikit kesal karena melihat respon dari pangeran tampannya yang terkesan cuek bahkan pangeran tampannya itu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya ke arah Allisa yang sudah duduk di sampingnya.

"kakak gak bosen apa baca buku terus? Perasaan setiap Allisa liat kakak pasti kakak selalu lagi baca buku terus" ucap Allisa

"suka-suka gue" ucap laki-laki itu

"ishh nyebelin deh" gerutu Allisa

"ada perlu apa?" tanya laki-laki itu

"hah? Kakak nanya Allisa ada perlu apa kesini gitu?" tanya Allisa

"hmm"

"oh Allisa kesini mau makan siang bareng kakak" ucap Allisa dengan senyum lebarnya

"emang gue mau?" tanya laki-laki itu sambil menaikkan alisnya menghadap ke Allisa

"ya...ya...ya harus mau lah karena Allisa udah susah payah bangun pagi demi buatin kakak makan siang ini, jadi kakak harus mau Allisa gak nerima penolakan ya kak" ucap Allisa sedikit gugup karena di tatap oleh pangeran tampannya

Laki-laki itu yang melihat Allisa hanya menghembuskan napasnya saja dan menerima kotak makan yang telah disodorkan kepadanya. Mereka berdua akhirnya makan siang dibawah pohon rindang dengan suasana yang sejuk.

"gue Aldra" ucap laki-laki itu secara tiba-tiba

Sontak Allisa yang tidak siap menerima serangan itu pun langsung tersedak makanannya sendiri.

"uhukk uhukk uhukk" batuk Allisa

"nih minum" ucap Aldra sambil menyodorkan segelas minum yang dia bawa

Allisa langsung dengan sigap mengambil air minum tersebut. Jujur saja batuk karena tersedak adalah batuk yang menyakitkan dibanding kita sakit batuk itu menurut Allisa.

"hah akhirnya lega juga" ucap Allisa setelah batuknya hilang

"makanya jangan ceroboh" ucap Aldra yang sudah melanjutkan kembali makannya yang sempat tertunda karena Allisa yang tersedak setelah mendengar ucapannya

"SUMPAH INI BUKAN MIMPI KAN?" teriak Allisa saat dia sudah sadar bahwa pangeran tampan yang ada disampingnya memeberitahu sendiri namanya

"berisik" ucap Aldra

"OMGGG pleasee cubit pipi Allisa kalau ini bukan mimpi?" ucap Allisa

"awwws kok kakak cubit pipi Allisa sih" ucap Allisa sambil memegang pipinya yang habis di cubit

"kan lo sendiri yang minta di cubit tadi" ucap Aldra santai

"ish tapi sakit kak" rengek Allisa

"gue udah selesai makan" ucap Aldra sambil merapikan bekas makannya

"besok gue balikin kotak makannya" ucap Aldra

"iya kak" ucap Allisa

"thanks" ucap Aldra lalu pergi meninggalkan Allisa yang masih terkejut

*****

"SUMPAH LO LIS???!" teriak Nida

"serius pangeran tampan Allisa ngasih tau sendiri namanya, Allisa gak bohong kok buktinya aja Allisa sampai tersedak makanan Allisa sendiri pas tadi" ucap Allisa

"IHHH IRI GUE LIS" teriak Nida 'lagi'

"berisik sih Da" ucap Eka

"liat tuh sebagian orang di kantin ini udah ngeliat kearah kita malu gue" ucap Dewi sambil menunduk agar tidak terlalu terlihat mukanya

"he he he maaf sih kawan, gue kan reflek" ucap Nida terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali

"perasaan Allisa deh yang seharusnya teriak karena kak Aldra itu kan pangeran tampan Allisa" ucap Allisa sambil sedikit terkekeh melihat tingkah Nida sahabatnya yang heboh sendiri sedari tadi Allisa bercerita tentang kejadian indah ia bersama kak Aldra pangeran tampannya

"yaudah sekarang kita mau langsung pulang atau mau main?" tanya Eka

Memang saat ini Allisa dan sahabatnya sedang ada di kantin kampus tetapi ini sudah selesai kegiatan ospek hari ini. Kenapa mereka bisa masih dikantin? Ya, karena Nida yang memaksa karena dirinya merasa lapar 'lagi' padahal dirinya sudah makan nasi padang pada jam istirahat tadi. Hal itu sudah lumrah bagi mereka berempat karena Nida memang perut karet alias tukang makan.

"main kuyyy" ucap Allisa semangat

"mau main? Kalau main sih masih bisa mumpung masih jam 14.30 nih" ucap Eka sambil melihat jam tangannya

"yaudah kuyy" ucap Nida

"ok deh, mau main kemana?" tanya Dewi

"ke MALL"seru Nida dan Allisa secara bersamaan

"mau ngapain ke Mall?" tanya Eka

"NONTON" teriak Allisa

"huh yaudah kita nonton sekarang" ucap Eka

"YES KUY BERANGKAT" teriak Nida semangat

"kita berangkat sama kak Aldi aja ya" ucap Allisa

"NO!" ucap Dewi tegas

Ucapan Dewi tersebut langsung dihadiahi tanda tanya di kepala Allisa,Nida dan Eka.

"kenapa?"tanya Eka mewakili Nida dan Allisa

"ish masa kalian gatau kenapa? Bukannya dari SMA kalian udah tau?" ucap Dewi kesal dan langsung meninggalkan sahabatnya yang otaknya masih loading

"OOOHHHH IYA BARU INGET HAHAHA" teriak Allisa,Nida dan Eka sambil tertawa setelah menyadari sikap Dewi seperti itu dan segera menyusul Dewi yang sudah berjalan ke arah parkiran kampus

Ya, apalagi selain Dewi suka sama kak Aldi. Mereka bertiga sudah tau perasaan suka Dewi kepada kakaknya Allisa seja kelas 2 SMA, semenjak itu pula Dewi menjadi pemalu dan berusaha menghindar dari kakaknya Allisa karena ia terlalu malu untuk bertemu pujaan hatinya tersebut.

"Dewi sayangnya gak bisa nih, soalnya Allisa udah kasih tau kak Aldi sorry ya Dew" ucap Allisa sambil menahan tawanya karena lucu melihat Dewi yang mukanya sudah memerah

"ishh sengaja kan kalian?" tuding Dewi kearah sahabatnya

"yahh ketauan deh he he he" ucap Allisa dan diikuti kekehan dari Eka dan Nida

"bodo ah capek gue" ucap Dewi sebal

"nah itu dia mobil kak Aldi yukk naik" ucap Allisa dan langsung berlari ke arah mobil kakaknya yang sudah di parkiran kampus

"hai kakak Allisa sayang" ucap Allisa saat sudah menaiki mobil

"hai juga adikku sayang" ucap kak Aldi

"loh kok kamu duduk belakang lis?" tanya kak Aldi

"he he he iya kak Allisa lagi pengen aja duduk dibelakang" ucap Allisa

"lah terus yang duduk disamping kakak siapa?" tanya kak Aldi

"Dewi kak" ucap Nida dan Eka yang sudah duduk disamping Allisa

"oh gitu" ucap kak Aldi masih sedikit bingung dengan kejanggalan ini

Ucapan kak Aldi dibarengi dengan masuknya Dewi dengan wajahnya yang sudah memerah dan jangan lupakan Dewi sekarang lagi dalam mode kesal sama para sahabatnya yang jahil itu.

"Dewi kenapa? Kok mukanya merah gitu?" tanya kak Aldi

Rupanya kak Aldi sedari Dewi masuk ke mobil mengamatinya karena merasa aneh dengan muka Dewi.

"eh.. gak kenapa-napa kok kak" ucap Dewi dengan gugup

"uhukk uhukk" batuk Eka

"aduh kayaknya gue keselek baso yang gue makan tadi di kantin deh" ucap Nida

Sedangkan Allisa hanya tertawa melihat tingkah Nida dan Eka dan jangan tanya lagi keadaan Dewi sekarang.

"sialan untung temen" batin Dewi

"yaudah sekarang kita jalan ya" ucap kak Aldi

"iya kak" ucap Allisa,Nida dan Eka

Sedangkan Dewi hanya diam saja sambil memalingkan mukanya ke arah jendela mobil. Lebih baik lihat pemandangan luar dibanding pemandangan di dalam mobil yang bisa membuat wajahnya lebih memerah lagi daripada saat ini menurut Dewi.