Chereads / Al DraLisa / Chapter 2 - Surat(1)

Chapter 2 - Surat(1)

"SERIUS LO?" teriak Nida setelah mendengar cerita dari Allisa tentang pangeran tampan

Saat ini mereka berada di kantin dan sedang mendengarkan cerita heboh dari Allisa yang dari saat baru datang sudah bercerita hingga mereka selesai makan pun masih belum selesai.

"serius Allisa gak berani bohong, ihh sumpah dia tampan banget Da nanti kalian bertiga bantuin Allisa buat cari tau nama pangeran tampan Allisa yaa" ucap Allisa semangat

"hmm" dehem Dewi malas

"iya lis" ucap Eka cuek

"OK LIS" ucap Nida yang tak kalah semangatnya dengan Allisa

Jika masalah tentang laki-laki tampan itu jagonya Nida dan Allisa, sedangkan Dewi dan Eka datar-datar saja jika ada laki-laki tampan karena memang bukan selera mereka laki-laki tampan. Sedangkan Nida dan Allisa paling semangat jika menyangkut tentang laki-laki tampan itu adalah hobi mereka dari SMP, apalagi laki-laki tampan dari kasus sekarang sudah berhasil mencuri hati Allisa pasti Allisa akan lebih giat untuk mencari perhatian dari laki-laki itu.

"udah pada selesai kan makannya?" tanya Dewi

"udah" ucap Nida dan diangguki oleh Allisa dan Eka

"yaudah sekarang kita ke aula karena 5 menit lagi masuk" ucap Dewi

"iya" ucap Nida,Eka,Allisa secara kompak

*****

ceklek

"Assalamualaikum Allisa pulang" ucap Allisa saat baru memasuki rumahnya

"Walaikumsallam Allisa mau makan nak?" tanya mamah Allisa

"mau mah tapi Allisa mau mandi dulu mah" ucap Allisa

"iya sayang mamah tunggu di meja makan" ucap mamah Allisa

10 menit kemudian

Allisa sudah selesai mandi dan langsung menuju ke meja makan. Saat sampai di meja makan dia hanya melihat mamahnya saja.

"Allisa sini sayang, mamah udah nyiapin udang saus tiram kesukaan kamu" ucap mamah

"mah kak Aldi sama papah mana mah?" tanya Allisa yang sudah duduk di kursi

"papah masih di kantor sayang berkas yang belum ditanda tangan masih banyak jadi papah pulang malam jam setengah 8, kalau kak Aldi lagi tidur dikamarnya dia tadi dateng 1 jam sebelum kamu" ucap mamah

"oh gitu" ucap Allisa

Beberapa menit kemudian

"mah Allisa udah selesai makannya, Allisa ke kamar dulu ya mah" ucap Allisa

"iya sayang" ucap mamah

Setelah itu Allisa beranjak pergi ke kamarnya karena dia harus menyiapkan peralatan yang harus dibawa untuk ospek besok.

Di Kamar Allisa

"Allisa mau ngasih surat ke siapa ya?" tanya Allisa pada dirinya sendiri

Surat? Ya, surat adalah salah satu syarat yang wajib dibawa untuk kegiatan ospek besok. Surat tersebut akan dikasih kepada kakak tingkat yang ada di kampus XXX baik anggota BEM maupun tidak.

"aha! Allisa tau harus kasih ke siapa surat yang Allisa buat, siapa lagi kalau bukan pangeran tampan pujaan hati Allisa he he he" ucap Allisa sambil terkekeh

Lalu Allisa mulai menulis surat dengan semangat dan serius.

"ahh akhirnya selesai juga nulis suratnya" ucap Allisa sambil melihat hasil karyanya menulis surat untuk sang pujaan hati

"sip dengan begini Allisa bisa tidur nyenyak dan bangun pagi untuk mencari pangeran tampan Allisa" ucap Allisa sambil menaruh suratnya ke dalam tasnya dan pergi tidur.

*****

Kampus

Allisa sudah sampai di kampusnya. Hari ini Allisa lebih memilih diantar dengan papahnya karena papahnya berangkat pagi sekali untuk menghadiri meeting penting pagi ini. Allisa berjalan santai memasuki kampusnya yang hanya ada beberapa mahasiswa saja, sambil melihat jam yang melingkar indah di tangannya yang putih.

06.30

Pantas saja kampusnya masih terbilang sepi karena Allisa berangkat terlalu pagi sedangkan acara ospeknya saja mulai jam 07.30. Allisa sedikit terkekeh menyadari tingkahnya sendiri yang sedikit aneh tapi gapapa demi pangeran tampannya ia akan melakukan apa pun selagi dirinya mampu dan masih terbilang normal bagi dirinya.

"ok sekarang saatnya cari pangeran tampan Allisa dan setelah itu kita kasih surat ini" ucap Allisa sambil memandang surat yang ada di tangannya

Allisa memutuskan untuk pergi ke taman tempat mereka berdua bertemu untuk pertama kalinya. Saat sudah sampai di taman Allisa mulai menjelajahi taman tersebut mulai dari pohon rindang tempat mereka duduk waktu itu sampai ke ujung taman itu tetapi Allisa tidak juga menemukan pangeran tampannya. Akhirnya Allisa balik lagi ke tempat pohon rindang tempat mereka duduk kemarin.

"ihhhh kok gak ketemu-temu dari tadi sih sebel deh"kesal Allisa sambil menghentak-hentakkan kakinya ke tanah

"berisik" kembali suara seseorang mengejutkan Allisa

"ASTAGAAAA" teriak Allisa saat melihat siapa orang yang mengeluarkan suara yang tidak asing lagi ditelinganya

Dan dugaannya benar seseorang itu adalah pangeran tampannya,pujaan hatinya. Allisa tidak salah mengenali suara pangeran tampannya dan benar saja sekarang dihadapannya adalah pangeran tampannya yang sudah ia cari selama 20 menit. Dan sekarang lihat pangeran tampannya dengan santai membaca bukunya tanpa memperdulikan dirinya yang sudah lelah mencari pangeran tampannya ini rasanya Allisa ingin memukul wajah tampannya itu.

"kok kakak bisa ada disini sih?" tanya Allisa sedikit kesal

"bisalah ini kan kampus gue juga" ucap pangeran tampan Allisa yang cukup logis

"ihhh bukan itu kak, tadi Allisa udah nyari ke seluruh taman ini tapi gak ketemu kakak dan sekarang kakak ada disini kok bisa?" ucap Allisa yang sudah kesal setelah mendengar jawaban dari pangeran tampannya

"gue baru duduk disini 1 menit yang lalu" ucap pangeran tampan Allisa dengan muka yang datar dan pandangan tetep fokus ke buku yang ada ditangannya

"oh god kenapa Allisa bisa suka manusia papan tulis ini sih?? Untung suka loh coba kalau enggak udah Allisa ceburin ke kali dari tadi" batin Allisa

"yaudah ini kak" ucap Allisa sambil menyerahkan surat yang sudah ia bikin sebagus mungkin tadi malam

"buat siapa?" tanya laki-laki itu dengan menatap Allisa intens sambil menerima surat dari Allisa

Allisa yang mendapat tatapan seperti itu dari sang pujaan hati tentu merasa gugup seketika dan jantungnya pun tak kalah berdemo didalam sana.

"ya..ya..ya buat kakak lah masa buat kak fariz sih" ucap Allisa gugup

"oh oke" ucap laki-laki itu dan kembali melanjutkan membaca bukunya yang sempat tertunda oleh gadis maba dihadapannya

"yaudah Allisa pergi dulu ya kak, nanti secepatnya Allisa akan tau nama kakak siapa. Kalau Allisa sudah tau nama panjang kakak Allisa mau kakak janji buat makan siang bareng Allisa dikantin" ucap Allisa sambil berlalu pergi dari hadapan pangeran tampannya walaupun ia tidak mau pergi dari situ karena masih ingin berduaan dengan pangeran tampannya, tetapi apalah daya Allisa yang masih junior di kampus ini dan ia tidak mau melanggar peraturan selama ospek berlangsung.

Ia masih terngiang ucapan kak Fariz dengan disertai senyum sinis mengerikan yang mampu membuat bulu kuduk Allisa berdiri tegak. Laki-laki yang merupakan pangeran tampan Allisa hanya diam saja, tidak menjawab ucapan tentang perjanjian yang Allisa buat sendiri bahkan sampai Allisa sudah masuk ke dalam aula pun laki-laki tersebut masih tetap membaca bukunya.

*****

"tumben baru dateng?" tanya Dewi pada Allisa

"iya tadi abis ketemu pangeran tampan Allisa he he he" ucap Allisa sambil terkekeh

"hmm, lo rencana mau ngasih surat ke siapa?" ucap Dewi

"siapa ya? Ayo coba Dewi tebak" ucap Allisa dengan nada jahilnya

"kak Fariz?" tebak Dewi

"bukan dong" ucap Allisa

"lah terus siapa? Jangan bilang lo ngasih surat ke pangeran tampan lo lagi" tanya Dewi dengan nada curiga

"YES ANDA BETUL SELAMAT" teriak Allisa semangat

Dewi yang melihat itu langsung menghempaskan tubuhnya sandaran kursi. Jujur ia lelah dengan tingkah ajaib sahabatnya ini, memang setampan apa laki-lai itu hingga membuat temannya yang tergolong cantik ini berbuat konyol seperti ini.

"loh Dewi kenapa?" tanya Allisa bingung melihat sahabatnya seperti sangat kelelahan

"gapapa lis" ucap Dewi

"beneran? Kok muka Dewi lesu gitu?" ucap Allisa

"iya lis gue beneran gapapa kok" ucap Dewi

"oke deh, Dew nanti kalau Dewi tau nama pangeran tampan Allisa langsung kasih tau Allisa ya" ucap Allisa

"lah?gue aja gak tau bentukannya laki-laki itu terus gimana gue bisa nyari tau nama itu laki?" tanya Dewi

"ihh kan pangeran tampan Allisa itu pasti punya banyak fans pasti banyak juga yang ngebicarain dia. Kalau misalkan Dewi denger nama laki-laki yang dibilang tampan selain kak Fariz dan juga laki-laki yang hobi baca buku di bawah pohon rindang di taman itu ciri-ciri dari pangeran tampan Allisa Dew" ucap Allisa

"huh ok" ucap Dewi pasrah

"makasih Dewi" ucap Allisa sambil memeluk Dewi erat

"iya Lis" ucap Dewi sambil mengelus rambut panjang Allisa

Diantara mereka berempat Allisa lah yang paling muda jadi wajar jika Allisa memiliki sifat manja dan terkesan kekanakan karena Dewi,Eka dan Nida selalu memperlakukan Allisa seperti adik bungsu mereka dan mereka berempat saling menyayangi layaknya adik kakak kandung ditambah lagi Allisa masih polos karena Dewi, Eka dan Nida selalu menjauhkan Allisa dari hal-hal negatif di pergaulan mereka.