Teguh lalu memegang tangannya dengan backhand, dan ketika dia memegangnya, Maylinda terkejut. Tapi dia tidak melepaskan diri! Sekarang, kakinya lembut, tubuhnya lembut, dan hatinya bergetar. Dia membutuhkan seseorang untuk mendukungnya.
Dia meraihnya, mengangkat kepalanya, suaranya rapuh, "Bawa aku ke sana."
Dan dia menatapnya dalam dalam. Setengah jam kemudian, Maylinda sedang duduk di ruang tunggu pemeriksaan dengan sendirian. Dia mengencangkan mulut kecilnya dan mengulurkan lengan putih rampingnya.
Ketika perawat kecil itu menusuk lengannya dengan jarum suntik, Maylinda menggoyangkan bulu matanya dan menutup matanya dengan erat—— Dia masih sangat ketakutan. Tapi dia tidak mengatakan apa apa, dia terus diam diam menutup matanya dan menunggu sengatannya datang.