Richo berteriak marah, tangannya melempar sebuah buku ke sudut tembok. Dia menjatuhkan dirinya ketempat tidur.
"Kenapa!" Pekiknya frustasi.
Dia terlihat sangat kacau, Richo begitu stress dengan apa yang sudah terjadi. Kenapa dia yang selalu salah? Padahal apa yang telah dia pikirkan semuanya untuk kebaikan hubungannya mendatang. Richo sudah membayangkan bagaimana bahagianya hidup dengan Freya.
Tangannya mengacak rambutnya yang sudah rapih. Namun, Richo tidak mempermasalahkan penampilannya saat ini. Pikirannya hanya tertuju pada Freya saja.
Ketukan pintu membuat Richo menoleh kearah pintu, dia segera beranjak menghampiri pintu. Richo langsung berucap, "Jangan ganggu."
"Ini, Mama." Sahutan dari luar pintu membuat Richo semakin merasa kesal.