Marvin menoleh tidak sangka. Dia menelan ludah saat matanya saling bertemu.
"Marvin." Panggilan itu membuat darah Marvin mengalir cepat, dia sedikit cemas.
"H—ha-hai." Gugupanya membalas sedikit melambai.
"Kenapa lo salting?"
Marvin mengulum bibir. Cowok itu mendadak merasa bersalah, padahal tidak ada kesahalan yang sudah dia perbuat.
"Richo, jangan gitu!" Freya memeringati di sampingnya dengan gigi mengertak. Richo mendengus hingga menahan napasnya. Cowok itu mulai tidak suka dengan situasi yang akan membuatnya merasa kacau saja.
"Marvin, lo juga ada di sini." Tanya Freya.
Cowok itu mengangguk. "Iya. Aku lagi mau aja." Sahutnya.
Freya melirik Richo yang sedang menahan emosi. Cowok itu masih saja bersikap sama. Kapan akan berubah? Tidak berpikir lagi tentang Marvin yang memang sudah banyak menolong.