Richo menyenderkan tubuhnya ke tembok, dia sedang menunggu Freya di dalam kamarnya. Richo tersenyum mengingat wajah Freya yang selalu terngiang. Dia menengok saat Freya sudah mengemasi barang – barang.
"Kamu yakin?" tanya Richo masih meragukan. Freya mengangguk sambil menatap ke arah lain. Dia sudah bercerita bahwa akan kost saja, hatinya sudah sangat sakit oleh Kakaknya.
"Gimana sama om ... Gibran?"
Freya menghela napas, dia juga tidak tahu harus bagaimana. Keputusannya tentang ini sudah sangat bulat dan tidak bisa di ganggu gugat. Freya sudah memikirkan segala sesuatunya yang dia akan hadapi nantinya. Freya sudah mempertimbangkan semuanya.
"Libur sekolah pasti kunjung ke sini." Balas Freya walau dia juga tidak sepenuhnya rela akan kepastiannya sekarang.
Richo mengangguk saja karena tidak ingin membuat Freya lebih terluka. Dia cukup memahami akan hal itu, Freya membutuhkan orang yang akan merengkuhnya, dan Richo akan siap sedia untuk itu.
