"Apa imbalannya?"
Richo menyeringai setan, cowok itu menopang kepala dengan sikut tangan menyender ke sofa menatap Freya lekat duduk di sampingnya .
Freya sudah menahan emosi sejak kedatangan cowok itu, dia ingin sekali meninju wajah itu hingga ribuan kali. Padahal dia sudah bicara baik – baik mengenai kejadian yang sudah di alaminya untuk jangan memberitahu Gibran, Richo malah mencari kesempatan dengan dia bertanya imbalan apa untuk menutup mulutnya rapat. Memang keparat! Bisa – bisanya Richo ingin me-negosiasi hal penting untuk keselamatan semuanya.
"Memangnya kamu ingin apa?" Devan menengahi, cowok itu berdiri di hadapan Richo.
Richo tersenyum manis, dia melirik Freya lagi, "Adik ... Kak Devan."
BUGH!
Freya berhasil meninju wajah Richo, cowok itu memang pantas di beri pelajaran.
"Gue mau deket sama lo itu karena Marvin! Bukan dari hati yang tulus." Sarkas Freya berpindah duduk.
Richo tersenyum puas, Freya itu memang sudah seperti kesenangannya sekarang.