Pukul setengah sembilan bus pertama hingga ke lima sudah berada di kawasan, mereka semua menatap takjub villa yang terdiri dua bagian dengan satu-satunya terlihat sangat megah dan luas.
Trian menganga, "Ini mah macem rumah, Freya." Lontarnya.
Nayla menghela napas, pantatnya serasa kesemutan. Galen dan Milano 'pun sama hal nya. Namun Trian? Dia seperti tidak merasa ... kesakitan setelah duduk berlama-lama.
"Perhatian."
Seluruh murid berbaris, mereka mendengarkan arahan dari pihak sekolah yang bertanggung jawab untuk memandu.
Freya turun dari mobilnya, dia mendengarkan dari kejauhan.
"Dek, pokoknya nanti kamu harus hati-hati." Peringat Devan membuat Freya menoleh, "Kakak masih curiga sama perempuan saingan, Papa."
Sebenarnya Freya penasaran, "Dia mau membuat Papa bangkrut atau menderita?" tanyanya.
"Sebenarnya, Papa selama ini sudah begitu menderita."