Richo menendang pintu kamar itu kasar, dia menelisik seseorang yang di carinya.
"Ngapain lo kesini!"
Cowok itu menghiraukan, matanya masih memandang ke segala arah. Dia melihat dua orang disana marah, tangannya mengepal kuat.
"Apa!" Galen menghadap sampai melotot, "Kalo lo kesini mau cari ribut? Mending pergi aja." Usirnya.
Richo menggertakan gigi, "Mana cewek gue?" tanya Richo menekan.
Milano berdiri dari duduknya, dia menatap cowok jangkung itu. "Freya? Dia ga ada di sini, mending lo cari ke hutan ... kali aja di gigit hewan buas."
Tangan yang mengepal itu sudah lebih dulu melayangkan ke rahang Milano, membuat cowok itu tersungkur ke belakang.
"Berani lo bilang gitu lagi! gue putusin leher lo!" gertak Richo yang segera pergi, teman Freya membuatnya darah tinggi saja.
Galen menatap heran, kenapa Milano bilang seperti itu.
"Ucapan adalah do'a. Kenapa lo bilang kayak gitu? Lo berharap Freya ... mati?" ucap Galen masih tidak habis pikir dengan satu temannya itu.
