Semuanya bersorak senang saat bus yang akan mengantarkan ke villa itu sudah datang. Freya melihat semua teman-temannya masuk secara berurutan dari nomor yang tertera di tiket, dia sebenarnya ingin sekali ikut bersama yang lain. Tapi semua temannya juga berpihak pada Papa 'nya dan Devan.
"Berhubung lo masih belum sepenuhnya sehat, lo nurut aja sama, Kak Devan."
Semua orang membuat Freya kesal saja. Tidak ada yang mengerti keadaan perasaannya yang meminta untuk berangkat bersama di satu bus, pasti seru, pikirnya. Tapi, Freya juga benci dengan bising. Dia pasti merasa risih. Cewek itu menghela napas pasrah, melihat bus pertama yang sudah melesat pergi dari paling depan.
"Ayo, sayang. Kita juga meluncur, mengikuti dari arah belakang." Ucap Devan dengan semangat. Cowok itu mengerti, tangannya merangkul dan menyuruh untuk Freya berjalan cepat sebelum mereka kehilangan jejak.