Gibran dan Devan mengernyit heran. Mereka saling melirik saat ada sebuah mobil yang baru saja keluar dari halaman rumahnya.
"Itu siapa, Devan?" Tanya Gibran yang mendadak cemas.
"Devan, juga ga tau. Jang bilang kalo culik?" Tatapan mereka membuat tangannya segera membuka pintu mobil dan berlari sampai teriak hingga menggema ke seluruh ruangan. Mereka berdua jelas panik dan terus berlari sampai di depan pintu kamar Freya langsung mengetuk tidak sabar.
"Freya, sayang!! Kamu ada di dalem, kan?" Gibran memekik masih khawatir, Devan di sebelahnya juga merasakan hal yang sama. Mereka berdua belum menetarlkan napasnya yang tersengal saat berlari tergesa – gesa ke dalam rumahnya.
Pintu kamar itu terbuka dengan Freya yang menautkan alis bingung.
"Sayang." Gibran langsung menarik tubuh Freya untuk di dekapnya. Devan merasa lega, dia hampir saja meneteskan air matanya karena terlalu takut. Devan tidak ingin lagi kehilangan sosok adiknya.