Devan bertolak pinggang sambil berjalan bolak – balik di dalam ruanagannya. Dia sedang merasa kebingungan kenapa Vanya meminta untuk jangan lagi melihat perusahannya. Apa Devan berbuat salah? Padahal saat menjemput cewek itu di sana Devan hanya melihat tanpa berniat jahat.
Cowok itu duduk kasar di bangkunya. Devan sedang dalam rasa bingung sekaligus penasaran juga dengan alasan Vanya. Apa saat Devan melihat kantor itu ada yang memperhatikan? Yang membuat Devan seperti sedang memata – matai perusahan tersebut? Devan bahkan belum mengetahui siapa Papa dari Vanya si pemiliki perusahan itu. Cewek itu mungkin saja lupa atau memang Papa Vanya sedang dalam masa sibuknya, Devan tidak bisa memaksa juga.
"Alasan ga boleh jemput atau ke tempat itu ... karena tau maksud gue? Apa bisa nebak langsung?" Devan bergumam sambil memainkan pulpen. Cowok itu sudah tidak ada kerjaan yang terlalu penting, dia sedang berpikir kembali agar bisa bertemu dengan pemilik perusahaan itu.