Devan menghela napas, sesekali tangannya memijat pelipisnya sambil menatap tulisan di kertas. Cowok itu merasa sedikit stress, semua pekerjaan di kantornya membuat Devan kelelahan di tambah dengan dirinya yang menjaga sang Papa dari kejauhan tentunya. Devan masih memantau perlakuan apa lagi dari Axelle selain sudah menerornya dengan boneka kemarin.
Devan takut Axelle yang akan menemui sang Papa langsung. Cowok itu pasti akan berbicara tidak sopan, belum dengan setiap ucapan yang meiliki arti untuk diam mencelakai. Axelle pandai bersilat lidah, pasti Papa 'nya akan mudah terhasut dan percaya begitu saja. Devan mana mungkin mau membiarkan Axelle berkeliaran hingga bertemu sang Papa.
"Halo, Devan."
Cowok itu sedikit tersentak. Pintu di buka tanpa ketukan dan langsung nyelonong masuk, siapa lagi jika bukan David.
Devan berdecak sebal. "Ngapain lagi lo ke sini?" Tanyanya ketus.
