Gibran berdiri dari duduknya, dia menatap dua orang di depan pintu.
"Kalian ..."
Kaki jenjang itu melangkah lebih dalam. "Papa ga kangen sama, Freya dan Kak Devan?"
Gibran segera berlari dan berhambur untuk memeluk kedua anaknya. Tidak perlu di pertanyakan jika rindu, Gibran sampai tidak menyangka. Akhirnya mereka kembali ke istana yang sebenarnya. Gibran sedikit terisak, dia begitu senang dan lega. Kedua anaknya telah kembali, walau hanya satu hari atau Gibran akan meminta untuk mereka menginap, mungkin tidak akan keberataan juga.
"Devan, bagaimana luka kamu?" Gibran melihat wajah putranya, dia masih mengkhawatirkan.
Devan terlihat mengangguk sekali dengan senyuman kecut. "Udah sembuh. Tinggal bekas aja dikit." Sahutnya.
Gibran mengangguk paham, dia melirik putrinya yang masih tersenyum tipis. "Kalo kamu? Katanya libur ga akan pulang."
