Gibran melirik jam tangannya. Dia sudah menunggu lebih dari dua puluh menit. Merasa sangat bosan dan sedikit membuang waktu, kenapa dia setia untuk menunggu? Bahkan jika dia pulang ke rumah saja, Gibran pasti akan lakukan tanpa harus membuang energi juga. Setelah pulang dari kantor Gibran tidak ada istirahat sedikit 'pun. Seharusnya dia pulang terlebih dulu sebelum benar – benar berangkat ke bandara tadi.
"Gibran."
Papa itu membalikan badan saat ada panggilan. Dia berjalan mendekat untuk lebih nyaman.
"Kamu udah lama di sini?" Tanyanya.
Gibran mendeham, "Lumayan." Balasnya singkat.
Risma tersenyum manis, dia sudah tidak memakai tongkat. Gibran menautkan alis bingung.
"Kemana tongkat? Bukannya masih belum lancar?" Tanya Gibran.
Risma masih menampakkan senyuman, "Aku lebih nyaman gini, walau masih pincang tapi bisa jalan pelan – pelan." Ucapnya.