"Dua hari libur ini, kamu di apartemen aja, ya."
Freya menatap Kakaknya sinis, "Mentang – mentang udah punya apart. Jadi, Freya di sembunyiin dari Papa." Ucapnya membuat Devan menatap malas.
Cowok itu memang sudah berniat untuk hal tersebut, tidak ada cara lain lagi untuk membuat Papa 'nya berpikir lebih mementingkan kondisi anaknya.
"Ini yang terbaik juga buat kamu. Jangan mikirin Papa yang udah ga peduli, buktinya Papa pergi tanpa pamit sama Kakak kemarin."Ungkap Devan sedikit cemberut.
Freya memegang tangan Devan, "Kak. Jangan pernah benci sama, Papa. Gimana 'pun juga beliau satu – satunya orang tua kita." Hanya adiknya yang selalu mengingatkan. Devan membuang muka, dia masih tidak rela.