Devan menyorot cowok di depannya tajam, namun dia masih bisa untuk menahan emosinya karena tidak ingin mencari keributan di depan rumahnya.
"Hai, Kak. Freya ada?"
Dengan tidak tahu malunya bertanya dan menanyakan adik kesayangannya. Devan pikir, setelah melakukan kekejian terhadap Freya cowok itu masih berani menampakan diri dan tidak marasa bersalah dengan semuanya? Devan tidak habis pikir dan ingin segera menghantam wajah yang masih ada luka itu.
"Kak, saya teman Freya."
Devan berjalan mendekat dan menepis, "Teman permainan kamu 'kan? Yang akan terus di celakai." Cowok itu dengan penuh tebakan yang benar justru membuat cowok di depannya tersenyum tipis.