"Papa."
Freya melihat Gibran saat di tempat resepsionis. Cewek itu menatap lamat takut jika dia salah orang.
"Papa, kenapa di sini?" tanya Freya saat Gibran menolehkan kepala.
Dia menelan ludah. Freya pasti akan menjenguk keadaan Guntur. Devan sempat menceritakan semuanya pada sang Papa, namun Gibran belum sempat untuk bercerita. Tetapi dia tidak akan pernah menceritakan.
"Eum ... sayang, kamu di sini juga?" Gibran bertanya balik. Dia tidak ingin di curigai oleh Freya.
Cewek itu tersenyum kaku. "Guntur, Pa. Dia pingsan pas kemarin malem, jadi Freya bawa ke sini." Terangnya, "kalau, Papa kenapa?"
"Tapi, keadaan Guntur bagaimana? Kenapa bisa anak itu jatuh pingsan? Kamu ga apa – apain dia 'kan?" Gibran sangat ahli mengalihkan pembicaraan. Padahal sebelumnya dia sempat menjenguk sebentar ke ruangan Guntur yang di temani si sulung.
Freya tersenyum tipis dan mengangguk. "Kalau sekarang, dia udah merasa lumayan." Balas Freya.
"Syukurlah. Kenapa kamu ga telfon Papa masalah ini?"