Chereads / Pria Dingin / Chapter 32 - Menjauh Pt. 2

Chapter 32 - Menjauh Pt. 2

" ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ, " ucap John dalam hati.

~New Chaps~

Happy Reading ๐Ÿ’œ๐Ÿฑ

Memang dari awalnya saja mood gadis mungil itu sudah tidak baik apalagi sekarang ditambah dengan keberadaan Laurent yang tiba-tiba menjemput pria berkulit putih pucat untuk berangkat bersama dengannya.

Dengan percaya dirinya, gadis bermanik hazel itu duduk tepat disamping Gibran dan memasang tampang sok polos padahal diluar sana kelakuannya sangat bejat.

"Mah, pah, aku berangkat dulu, " Ujar gadis mungil itu berpamitan.

"loh kenapa tidak bersama Gibran sekalian? " Tanya mamah Maria heran.

"ada tugas yang belum diselesaikan mah, jadi aku harus berangkat lebih awal, " Sahut Anna sekenanya.

"yaudah, hati-hati dijalan, " Kata papah Yanuar tanpa curiga sedikitpun.

Setelah itu Anna segera bergegas tanpa dia sadari pria berkulit putih pucat itu sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"alasan klasik, " Gumam pria berkulit putih pucat itu dengan suara sangat pelan.

"apa kau bicara sesuatu? " Tanya Laurent penasaran.

"tidak, " Jawab Gibran singkat.

"tidak masalah jika sekarang kau masih bersikap dingin kepadaku, tapi setidaknya dengan menjauhnya gadis sialan itu, aku akan lebih mudah merebut perhatianmu, " Ucap Laurent dalam hati.

Tanpa diberi penjelasan pun pria berlesung pipit itu sudah mengerti dengan tindakan sepupunya, karena dia dilahirkan sebagai orang yang sangat peka terhadap orang-orang disekitarnya.

"semenjak kedatangan kak Laurent, hubungan mereka terlihat cukup renggang. Apa aku harus berterimakasih atau melemparkan kalimat umpatan kepadanya? " Bathin John bingung.

Namun akal cerdik seorang John mengatakan bahwa dia jangan menyia-nyiakan kesempatan ini, bukannya dia tega untuk menikam saudara kandungnya, tapi keadaan lah yang membuat mereka harus berjauhan, apalagi Gibran yang terlihat menerima situasi tersebut dengan lapang dada.

''''

Gadis mungil itu sudah sampai disekolah sekitar beberapa menit yang lalu, dia berjalan menyusuri koridor dengan langkah pendeknya yang terlihat gontai.

"Na, kau pasti bisa menjauh sekaligus merelakan bang Gibran dengan orang lain, " Ucapnya pada diri sendiri.

"tapi kenapa dadaku selalu terasa sesak setiap melihat kedekatan mereka, " Sambungnya sambil meringis.

Anna terus berjalan dengan menundukkan pandangannya tanpa memperhatikan sekitarnya sehingga dia hampir salah masuk kelas jika sang sahabat tidak menegur yang entah sejak kapan sudah berada disampingnya.

"Na, kelas kita paling ujung, bukan disini, " Ujar Bilqis mengingatkan.

"ehe, aku lupa, " Sahut gadis mungil itu dengan fake smile andalannya.

"apa kau baik-baik saja? " Tanya Bilqis sambil menelengkan kepalanya untuk memastikan keadaan sahabatnya.

Gadis mungil itu hanya menghela nafas kasar lalu mengangguk pelan sebagai jawabannya.

"tidak, aku tidak yakin dengan jawabanmu. Menurutku kau sedang mempunyai masalah baru, tapi tak apa ceritakan saja kepadaku. " Tutur Bilqis sambil mengelus tangannya guna menenangkan hati sahabatnya.

"ayo kita masuk ke kelas, " Sambungnya.

Kemudian dua gadis cantik itu kembali melangkahkan kakinya menuju kelas XI A.

"nah sekarang kita sudah ada dikelas, jadi ceritakanlah semuanya kepadaku, " Ujar Bilqis lembut.

Gadis mungil itu menghela nafasnya kasar, kemudian dia menceritakan tentang masalah dirinya dengan Gibran dari awal sampai selesai.

"Kenapa kau tidak memperbolehkan kak Rama untuk melaporkan ulah mereka? " Tanya Bilqis tak habis fikir dengan sifat sahabatnya yang terlalu baik.

"bukannya aku sudah bilang alasannya kepadamu? " Gadis mungil itu justru menjawabnya dengan pertanyaan.

"Tapi Na_"

"Bil, aku bisa saja minta tolong kepada kak Rama untuk melaporkannya, tapi yang menjadi kendalanya bang Gibran sama sekali tidak mempercayainya. Walaupun sudah jelas kak Laurent yang menjadi dalangnya, dia lebih percaya kepada cinta pertamanya dibandingkan aku yang masih terikat tali persaudaraan. " Cecar gadis mungil itu sambil menahan rasa sesak di hatinya.

"Dan jika aku melakukan tindakan itu, yang kutakutkan adalah sikapnya bang Gibran yang bisa saja berubah menjadi lebih dingin dari sebelumnya. " Sambungnya.

"tapi Na, apa kau yakin dengan keputusanmu untuk menjauhinya? " Tanya Bilqis ragu.

"yakin ataupun tidak, aku akan tetap berusaha menjauh sekaligus merelakan dia bahagia dengan pilihannya sendiri, " Jelasnya mantap.

"Na, yang sabar ya. Aku yakin kau pasti bisa melewati semuanya, aku akan selalu disisimu, " Ucap Bilqis dengan wajah sendu.

"maaf jika aku sudah membawamu kedalam masalahku, bahkan hubunganmu dengan kak Adnan kembali mengambang, " Cicitnya merasa bersalah kepada sahabatnya.

Gadis berjuluk chipmunk itu segera mengibaskan kedua tangannya, lalu "Anna, bukankah aku sudah pernah mengatakan bahwa jika kamu punya masalah berarti itu termasuk masalahku juga? " Tanya Bilqis tak suka.

"tapi_"

"Kau jangan terlalu memikirkan hubunganku dengan kak Adnan, bagaimanapun juga sahabat lebih penting daripada gebetan yang belum jelas kedepannya, " Tutur Bilqis panjang lebar.

"terima kasih ya Bil, kau selalu ada disaat aku suka maupun suka, " Ucap gadis mungil itu sambil tersenyum haru.

"tak usah sungkan, karena itu sudah menjadi tugasku, " Jawab Bilqis sambil merangkul sahabatnya.

Di lain sisi kedua saudara Pradipta baru saja sampai disekolah, namun ada yang lebih menarik perhatian siswa-siswi adalah seseorang yang bergelayut manja di lengan salah satu dari mereka sambil tersenyum percaya diri walaupun sang empu hanya memasang wajah datarnya saja.

Bisikan-bisikan netizen pun mulai terdengar.

"๐˜ธ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜“๐˜ข๐˜ถ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฃ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ?"

"๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ต๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ค๐˜ช๐˜ญ, "

"๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜“๐˜ข๐˜ถ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต, "

"๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข, "

"๐˜ค๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ณ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ˆ๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ, "

"๐˜’๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ, "

"๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ-๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ฌ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฑ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช, "

"๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ฏ? "

"๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜“๐˜ข๐˜ถ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ? "

"๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช, ๐˜จ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ข๐˜จ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ช๐˜ง, "

"๐˜บ๐˜ข ๐˜ธ๐˜ข๐˜ซ๐˜ข๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ข๐˜จ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ช๐˜ง, ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ถ๐˜ข ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜‰๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฆ ๐˜‰๐˜ช๐˜ณ๐˜ฅ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข?

Dan seperti itulah bisikan-bisikannya.

Tanpa mereka sadari, sang empu pemilik nama tersebut sedang menatapnya tak suka, selain itu dia menahan mati-matian gejolak emosinya yang hampir saja meledak, karena tidak ingin di cap gadis kasar oleh Gibran meskipun sekali lagi pria berkulit putih pucat itu terlihat cuek terhadap dirinya.

"๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜จ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด ๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฉ-๐˜ซ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ด๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ถ๐˜ซ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ, " Ucapnya dalam hati sambil tersenyum smirk.

Hanya melihat dari gelagatnya saja John sudah curiga kepada gadis agresif itu, namun dia pandai dalam mengontrol ekspresinya sehingga Laurent tidak menyadarinya sedikitpun.

"๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ˆ๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜ข, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ-๐˜ด๐˜ฆ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ, " Ucap John dalam hati.

sesampainya dipersimpangan koridor ketiga makhluk berbeda jenis kelamin itu berpisah karena letak kelasnya yang berbeda.

"Bang aku masuk duluan ya, " Ujar pria berlesung pipit itu berpamitan.

Setelah itu John segera berbelok namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba pria berkulit putih pucat itu mencegatnya.

"ada apa bang? " Tanya John heran.

"tolong hindari Anna dari geng nya Laurent, aku tidak ingin dia terluka seperti kemarin, " ucap Gibran dengan nada memerintah.