Chereads / Pria Dingin / Chapter 27 - Perang Dingin

Chapter 27 - Perang Dingin

Awalnya pria berlesung pipit itu ingin mengambil air minum karena tenggorokannya terasa kering, namun akibat menyaksikan drama melon kolis tiba-tiba moodnya hancur.

~New Chaps~

Happy Reading ๐Ÿ’œ

Keesokan harinya tak seperti biasanya gadis mungil itu terlihat lebih diam dari sebelumnya, sehingga mengundang perhatian pasangan paruh baya Pradipta.

"Na, apa kau sedang ada masalah? " Tanya papah Yanuar penasaran.

"Kalau ada masalah sebaiknya ceritakan saja kepada kita, " Ujar mamah Maria menimpali.

"Aku baik-baik saja kok pah, mah. Hanya saja aku sedang tidak mood bicara, " Sahut gadis mungil itu dengan senyum yang dipaksakan.

"serius hanya tidak mood? " Pria berlesung pipit itu bertanya seolah-olah tak mengetahui masalahnya.

Gadis mungil itu hanya menganggukkan kepalanya saja.

'''''

Sesampainya disekolah gadis mungil itu segera melenggang begitu saja, menghiraukan Gibran yang terus-menerus memanggilnya sedangkan pria berlesung pipit itu rolling eyesnya malas.

"๐˜”๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜’๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข, " Bathin John kesal.

Dengan langkah malas dia berjalan mendekati saudara kandungnya, sepertinya pria berkulit putih pucat itu lelah akibat mengejar sang pujaan hatinya yang tak kunjung menghentikan langkahnya apalagi mendengarkan penjelasan dari dirinya.

"sudahlah bang, tinggalkan dia sendiri dulu, " Ujar John jengah.

"maksudmu apa John?! Menyuruhku untuk meninggalkan dia, aku ingin menjelaskan tentang semalam yang dia lihat itu semuanya tak benar, apa kau senang melihatku jauh darinya?! Atau jangan-jangan sebenarnya kau juga mencintainya?! " Cecar Gibran.

"๐˜จ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ, " Bathin John waspada.

"bukan begitu maksudku bang, mungkin Anna butuh ruang untuk menyendiri. Tentu saja aku tak menyukainya, dan soal mencintainya dugaan bang Gibran salah, aku menyayanginya hanya sebatas sepupu tak lebih, " Tutur John beralibi.

Bohong! Sebenarnya memang ada kesenangan tersendiri melihat saudara kandungnya yang berjauhan, karena dari sini dia bisa memanfaatkan keadaan agar dapat perhatian dari pujaan hatinya. Jahat? Tidak juga, Egois? Hmm, mungkin iya.

Anna Pov

Kejadian apa yang semalam aku lihat, masih saja terbayang dipikiranku padahal aku berusaha untuk melupakannya namun entah mengapa rasanya sulit sekali.

Oke, aku akui mungkin ini sangat berlebihan aku marah kepada dia, hanya karena masalah sepele bahkan disaat dia ingin menjelaskan semuanya kepadaku, tapi aku justru tidak menggubrisnya sama sekali tak peduli dengan dia yang terus-menerus memanggil sambil mengejarku.

Aku memasuki ruang kelas dengan langkah lunglai sambil memasang ekspresi yang sulit diartikan, kulihat Bilqis merasa aneh kepadaku mungkin? Karena dia tipe orang yang mudah penasaran, itu sangat kentara dari wajahnya semenjak aku masuk hingga duduk disampingnya.

"Na, kau kenapa? Apa kau baik-baik saja? " Tanyanya penasaran.

"๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข, " Bathinku. "Kenapa apanya? " Tanyaku balik.

"Aissh kau ini ada orang bertanya malah dibalas pertanyaan, " Gerutunya.

"Kau tenang saja, aku baik kok. Hanya lagi ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ฐ๐˜ฅ saja, " Jawabku berbohong.

"oh ayolah Na, jangan berbohong begitu. Apa kau tahu? Kau sangat buruk dalam menyembunyikan masalah, " Cerocosnya.

"Ceritakan saja kepadaku, aku ini sahabatmu, jadi masalahmu adalah masalahku juga, " Sambungnya.

Mendengar ucapan dari Bilqis, aku merasa terharu karena dia sangat peduli kepadaku. Selain itu aku merasa sangat bahagia sekaligus beruntung karena mempunyai sahabat sepertinya.

Anna Pov End

Kemudian gadis mungil itu menceritakan masalahnya kepada sahabat karibnya, Bilqis terkejut? Tentu saja, karena yang dia tahu tentang masa lalu Gibran adalah Bella, itu juga tahu dari gadis mungil itu sendiri. Tapi sekarang muncul nama Laurent yang ternyata lebih dulu hinggap dihati pria berkulit putih pucat itu.

"mungkin menurutmu aku berlebihan karena masalah yang sepele, " Ucap Anna lirih.

"tidak Na, wajar jika kamu bersikap seperti itu. Seandainya aku berada di posisimu, mungkin aku juga akan berfikir yang tidak-tidak, " Ujar Bilqis.

"tapi menurutku, ada baiknya kamu harus mendengarkan penjelasan dari kak Gibran, " Sambungnya.

"Aku butuh waktu sendiri dulu Bil, untuk menyiapkan perasaanku agar tidak terlalu sakit, " Sahut Anna sambil tersenyum kecut.

"yasudah itu terserah kamu saja, " Ucap Bilqis final.

Kring!!!

Bel masuk pun berdering, tepat dikelas 12A kedatangan murid baru yang membuat kaum adam maupun hawa bersorak heboh, kenapa heboh? Karena dahulu gadis cantik nan anggun itu pernah sekolah disini sebelum menetap di Paris dua tahun yang lalu.

Hanya satu orang yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, siapa lagi kalau bukan Gibran. Dia tak masalah jika cinta pertamanya kembali lagi, dia tak masalah jika gadis itu masih seperti dulu, dia juga tak masalah jika gadis itu mengajaknya bersahabatan bukan menjadi sepasang kekasih, tapi yang jadi masalahnya gara-gara perihal semalam sang pujaan hati mendiamkannya.

"selamat pagi anak-anak, " Sapa Ibu Nurma.

"selamat pagi bu, " Sahut siswa-siswi kompak.

"hari ini kalian kedatangan teman baru, dia pindahan dari Paris, " Jelas Ibu Nurma.

"nah, silahkan perkenalkan diri kamu, " Sambungnya.

"Kurasa tak perlu bu, karena semuanya sudah kenal denganku, " Sahut Laurent sambil tersenyum jenaka.

"Hmm, yasudahlah kau boleh duduk dengan Bella, " Ucap Ibu Nurma final.

"Eh? Beneran boleh bu? " Tanya Laurent tak percaya, padahal dia tak masalah jika harus berkenalan lagi.

Ibu Nurma hanya menganggukkan kepalanya saja.

"terimakasih bu, " Kata Laurent sambil tersenyum ramah.

Kemudian Laurent segera duduk ditempat yang sudah ditentukan, teman sebangkunya menyambutnya dengan senang hati dan segera memeluknya.

Eh kok main peluk? Sedikit info, Laurent adalah personil geng Blue Bird sebelum menetap di Paris. Maka tak heran jika mereka saling kenal, so well dia kembali kesini hanya untuk merebut perhatiannya Gibran kembali.

"pulang kapan? " Tanya Audi yang tiba-tiba sudah ada disamping mereka.

"kenapa kau tak memberi kabar dulu kepada kita? " Timpal Bella.

"aku baru pulang kemarin dan aku sengaja tidak memberitahu kalian. Ya hitung-hitung kejutan, " Sahut Laurent sambil tersenyum bahagia.

"apa yang membuatmu ingin sekolah disini lagi!? " Tanya Dea karena dia tahu betul dengan sifat sahabatnya yang satu ini.

"Aku ingin merebut perhatian Gibran dari sepupu adiknya, " Bisik Laurent sambil tersenyum smirk.

Mendengar ucapan Laurent membuat mereka tersenyum senang, karena bagi mereka melihat gadis mungil itu menderita adalah kebahagiaan mereka tersendiri, kecuali Bella.

Yup gadis bermanik hazel itu takut tentang masa lalunya terbongkar, yang akan menyebabkan Laurent membencinya.

''''''''

Waktu istirahat tiba, pria berkulit putih pucat itu segera beranjak dari kelasnya yang diikuti oleh Adnan. Namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba ada yang bergelayut manja di lengan kanannya.

"Kau pasti ingin ke kantin ya? Aku juga ikut ya, ya, ya? Masa iya kamu tega meninggalkan calon tunanganmu sendiri? " Ujar Laurent terlalu percaya diri.

Pria berkulit putih pucat itu memijit pelipisnya dengan tangan kirinya yang terbebas, masalah dengan pujaan hatinya saja belum selesai, sekarang Laurent semakin berulah, membuat suasana semakin keruh.

"loh Gib, serius kau akan bertunangan dengan Laurent? Lalu bagaimana dengan Anna? " Tanya Adnan bertubi-tubi.

"Laurent, aku mohon jangan memperkeruh suasana ya. Oke, aku tak masalah jika kau masih mencintaiku dan aku sangat berterimakasih. Tapi maaf, kau jangan terlalu percaya diri dengan ucapanmu. Karena sekarang dihatiku sudah ada orang lain sebelum kau kembali. Dan satu lagi, kita tak bisa menjadi sepasang kekasih, " Tutur Gibran dengan nada tegas.

"Dan kau Nan, tolong jangan percaya dengan ucapan Laurent, " Sambungnya.

Pria berbahu lebar itu menganggukkan kepalanya pertanda mengerti.

Setelah berbicara seperti itu, pria berkulit putih pucat itu melepaskan lengannya dengan paksa, kemudian melenggang begitu saja sedangkan Adnan memberi kalimat ejekan sebelum berlari menyusul Gibran.

"Makanya kalau jadi orang tuh jangan seenaknya sendiri, katanya cinta pertama tapi justru meninggalkan Gibran ke Paris. Jadi nyesel sendiri kan? " Cibir Adnan.

"๐˜ˆ๐˜ธ๐˜ข๐˜ด ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ˆ๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜ข, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜Ž๐˜ช๐˜ฃ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ. " Ucap Laurent dalam hati.

Kira-kira apa yang akan direncanakan oleh Laurent?