Pertarungan semakin dan semakin sengit. Akan tetapi, hasil pertarungan tersebut sepertinya berpihak kepada Sakura. Bagaimana tidak Sakura bisa menggunakan senjata andalannya berupa pedang panjang yang panjangnya sekitar satu meter. Dengan bilah pedang berwana hitam mengkilap dan ujungnya terbagi menjadi dua cabang layaknya ujung lidah ular. Gagangnya berwarna hitam dengan pola berwarna emas yang melingkar dari batang silang pedang sampai ujung batang pedang tersebut. Batang silangnya berbentuk kepala naga yang berjumlah 8, masing-masing 4 dikedua sisi dan saling membelakangi dan ujung batang pedangnya berbentuk kepala naga pula, jadi totalnya ada 9 bentuk kepala naga di pedangnya tersebut. Dan pedang tersebut diberi nama Sembilan Jalan Kematian, nama yang cukup mendominasi bagi yang mendengarnya. Sementara itu, Raisha hanya bisa menggunakan belati kecil yang panjangnya sekitar tiga puluh sentimeter.
Meski dalam keadaan tertekan, Raisha tetap berusaha membalikkan keadaan. Dia bergerak ke arah belakang Sakura dengan cepat dan mencoba menyerang bagian belakang kepalanya dari belakang, namun Sakura berhasil menangkis serangan dari Raisha dan dia menebaskan pedangnya ke arah leher Raisha, membuat Raisha terpaksa menangkisnya dengan belatinya sampai belatinya terlepas dari tangnnya dan terlempar beberapa meter. Lalu dengan cepat Sakura menusukkan pedangnya ke arah dada Raisha dan "clebb," jarak yang sangat dekat, Raisha tidak bisa menghindari serangan tersebut alhasil dia tertusuk di bagian kiri dadanya sampai tembus ke belakang. Dua keindahan yang dari tadi terus dijaga oleh Raisha, akhirnya salah satunya terkena serangan Sakura juga.
"Arrgghhh," Raisha mengerang kesakitan. Dengan refleks yang cukup cepat dia langsung menahan pedang Sakura agar tidak menusuk dadanya semakin dalam seperti bakso tusuk yang siap dihidangkan kepada anak-anak SD oleh pedagang kaki lima.
"Hahaha, nampaknya kamu masih belum ada peningkatan sama sekali, meskipun level kita sama tetapi kekuatanku sepertinya jauh lebih kuat darimu." Ejek sakura.
"Uhukk... uhukk.. haha.. kau hanya beruntung saja,.ughhh."
"Oh benarkah?" Kata Sakura sambil terus menekan pedangnya.
Dengan nafas yang terputus-putus dan tenaga yang semakin berkurang karena menahan rasa sakit, Raisha mencoba mendorong pedang tersebut keluar dari dadanya. Meskipun terluka parah asalkan tidak merusak jantung, memutus saluran pernapasan, kepala terlepas dan tubuh terpotong-potong tidak akan menyebabkan kematian bagi pasukan metal dan angel, karena tubuh mereka sudah bertransformasi dan direkontruksi agar bisa beregenerasi dengan cepat dan menguatkan tubuh mereka. Meskipun begitu, tetap saja terasa menyakitkan bagi Raisha mendapat serangan seperti itu.
Sementara itu, Rey yang dari tadi menonton di kursi depan teras rumahnya sudah menilai seperti juri perlombaan dan mengambil kesimpulan. Rey menyimpulkan dewi perang kesayangannya akan kalah oleh dewi perang dari Phoenix Fleet. Rey nampak bingung, dia sangat ingin ikut dengan dewi perang kesayangannya, tetapi dia tidak bisa menolak jika dewi perang Phoenix Fleet membawanya, mau melawan juga tidak mungkin karena Rey hanya orang biasa. Dia khawatir satu sentilan saja bisa menghancurkan telur adik kesayangan Rey.
*****
• Kembali ke pertarungan
Raisha mulai melemah karena kehabisan tenaga. Melihat hal tersebut, Sakura menarik pedangnya dengan cepat dan menendang Raisha dengan telapak kakinya hingga terpental jauh, dan arahnya menuju Rey yang sedang duduk santai tersebut. Sayangnya Rey tidak memperhatikan hal tersebut karena dia sedang dalam proses meminum kopinya, alhasil dia tertimpa tubuh Raisha, juga wajahnya tersiram air kopi yang akan dia minum tadinya.
"Ahh apa ini yang menimpa tubuhku!" Teriak Rey yang kaget tersebut, "Eh dewi?" Sambungnya terheran-heran.
Melihat Raisha yang terluka Rey segera bangun dan membaringkan Raisha di atas lantai. Dia terkejut melihat luka tusukan di dada sebelah kiri Raisha dan darah yang terus mengalir keluar dari luka tersebut.
"Ya tuhan brutal sekali pertarungannya," gumam Rey yang nampak bingung harus bagaimana. "Luka tusukan yang sangat parah darahnya tidak berhenti mengalir, aku harus segera membantu menutup lukanya, tapi lokasinya sangat tidak nyaman untuk ku pegang, masa bodo lah."
"Apa yang akan kamu lakukan bocah?" Tanya Sakura yang nampaknya sedang berjalan mendekati Rey.
"Kamu kenapa melukai dewiku sampai seperti ini?" Tanya Rey yang nampaknya sedikit marah.
"Aku mau mebunuhnya."
"Hah! yang benar saja?"
"Minggir!"
"Tidak akan! Jika kamu ingin membunuhnya lewati aku dulu!"
"Hoo.. yang benar saja kamu mau membela si pencabut gigi, apa kamu ingin ikut bersamanya, biar kutanya apa kamu tidak mau ikut denganku ke Phoenix Fleet? Di Phoenix Fleet kamu bisa hidup enak, makan enak, gaji besar bisa buat beli rumah dan mobil sport, banyak gadis cantik juga untuk kamu jadikan harem. Sedangkan jika kamu ikut ke fleet miskin si pencabut gigi ini kamu bisa dapet apa? Coba pikirkan baik-baik!"
"Gak! Aku gak tertarik! Aku sudah terbiasa hidup miskin!"
"Cihh tak tahu diuntung, lebih baik kubunuh saja kamu sekalian agar gak ada yang bisa membawamu."
Lalu, Sakura menebaskan pedangnya ke arah Rey berniat membunuhnya saat itu juga. Akan tetapi, dari arah belakang Rey, Raisha yang nampaknya masih sadar dengan sigap maju menangkis serangn yang di arahkan oleh Sakura kepada Rey tersebut dengan belatinya yang dia bentuk kembali. "Tring!!" Suara benturan mata pedang dengan mata belati tersebut sampai menimbulkan percikan api.
"Yoo pilihan bagus bocah, tidak tergoda oleh harta." Kata Raisha yang nampaknya sudah membaik dari lukanya.
"Hoo kamu rupanya masih sadar pencabut gigi."
"Haha apa kamu terkejut cacing tanah!"
Raisha menangkis serangan tersebut, lalu dia menyerang balik Sakura dengan menusukkan belatinya dan mengenai perut Sakura sambil berkata "tsk.. tusukanku kurang ke arah bawah," kemudian menendang Sakura menggunakan telapak kakinya hingga Sakura terpental jauh dan masuk ke lubang selokan. Lalu Raisha maju, melompat ke arah Sakura sambil mengarahkan belatinya kembali sebagai ujung tombak tangan kanannya. Dengan rafleks yang masih cepat Sakura keluar dari lubang selokan berguling ke arah kiri lalu dia menyerang balik Raisha yang sudah mendarat di tepi lubang selokan, lalu Sakura menendang Raisha dengan kaki kanannya dari arah samping dan mengenai perut Raisha, membuat Raisha terpental jauh hingga membentur tembok rumah Rey sampai hancur dan membuat Raisha tersangkut di celah retakan temboknya. Lalu, dengan menggunakan teknik membunuhnya, Sakura bergerak ke arah Raisha yang masih tersangkut di dinding rumah Rey. Akan tetapi, dengan sigap Rey berlari ke arah Raisha dan menghalau serangan Sakura yang menyebabkan Rey terkena tusukan pedang Sakura di tengah dadanya, yang pada akhirnya membuat kedua dewi perang terkejut.
"Apa! Kamu!" Ucap kedua dewi perang.
"Aku tidak akan membiarkanmu membunuh dewiku." Ucap Rey yang nafasnya mulai terputus-putus.
Lalu dengan sisa energi yang dimilikinya, Rey menyerang bagian dagu Sakura dengan memukulnya menggunakan bongkahan tembok rumahnya yang hancur akibat benturan tadi. Karena mengenai dagu, Sakura pun akhirnya tumbang dan pingsan, dan Rey dengan pedang yang masih tertancap di dadanya, dia tumbang dan pingsan juga.
*****