Chereads / SPACE WARLORDS : Activated Power / Chapter 6 - BAB 6 - RAISHA VS SAKURA bagian 1

Chapter 6 - BAB 6 - RAISHA VS SAKURA bagian 1

Dengan perasaan sedikit gugup, Rey bertanya lagi, "kamu mau ngapain sih ke sini?"

"Rey, usia 23 tahun, alamat kota kecil dekat kota besar, pendidikan terakhir SMA, status single, pekerjaan menganggur, hobi ngopi, benarkan?"

"Ba.. bagaimana kamu bisa tahu, apa kamu menyelidiki identitasku, apa tujuanmu?"

Raisha menghampiri Rey dan ikut duduk di tepi ranjangnya, lalu berkata "Kamu gak usah gugup begitu pria tampan, kamu itu agak spesial, kamu juga kirim lamaran kan ke Armada Kapal kami, jadi aku sengaja datang kesini untuk menjemputmu secara pribadi."

"Apanya yang menjemput! Datang tiba-tiba menerobos lewat atap rumah! Ini lebih mirip penyergapan!"

"Ahh sudah jangan bicara omong kosong terus cepat segera berkemas kita akan pergi sekarang."

"Hah! Sekarang?" Jawab Rey sedikit terkejut

"Iya, tunggu apa lagi cepat turun sana segera berkemas, ranjangnya kupinjam dulu buat istirahat sebentar, aku sedikit lelah setelah terjun langsung menerobos atmosfer Bumi."

"Wanjirr.. menerobos atmosfer? Seberapa kuat sebenarnya dewi perang ini?" Kata Rey di dalam hatinya.

"Kenapa malah bengong sambil liatin aku terus? Oh apa kamu mulai tergoda dengan tubuhku yang seksi, segar dan menggairahkan ini setelah melihatnya berbaring di sisimu, sampai kamu belum turun juga buat berkemas?"

"Si.. siapa yang tergoda!"

"Hahaha."

Rey segera turun dari ranjangnya dan mulai berkemas. Sambil berkemas dia juga mencoba untuk mengobrol dengan Raisha, salah satu dari dewi perang tersebut agar menghilangkan rasa canggung yang dia rasakan sejak kedatangan Raisha.

"Anu.. ngomong-ngomong dewi, kenapa kamu datang kesini secara pribadi, bukan menyuruh bawahanmu saja? Lagipula pengumumannya kan besok."

"Kamu itu terlalu penting, keselamatanmu itu yang utama jadi aku sendiri yang datang ke sini."

"Kenapa begitu penting? Bukankah pendaftar yang lain juga banyak?"

"Soalnya kamu akan kami jadikan Admiral Armada Kapal kami, dan kamu sudah resmi kami terima."

Rey terkejut dan berkata, "apa! Admiral? Jangan bercanda, manamungkin aku jadi Admiral, aku kan anggota baru, lagipula aku gak bisa jadi admiral, harusnya para senior yang naik pangkat!"

"Kamu gak usah terkejut, biar aku jelaskan sebuah fakta menarik." Raisha mulai menjelaskannya, "sebelum aku membuat iklan di akun live stream ku, aku bersama dengan anggota tiga Armada Kapal besar lainnya mendapat perintah dari ketua aliansi ketika rapat di pusat aliansi. Kami diperintahkan untuk menjadikan mu Fleet Admiral. Salah satu dari kami harus bisa mendapatkanmu. Bagaimana caranya ketua aliansi tidak peduli. Jadi, bisa saja kamu beneran diculik atau dihajar sampai pingsan oleh salah satu dari kami."

"Ketua aliansi? Maksudmu ketua aliansi ABIS?"

"Benar."

"Ini membuatku semakin bingung, semuanya terjadi secara tiba-tiba, apa sebenarnya yang diinginkan oleh ketua aliansi dariku, kapan kami berkenalan, kapan kami pernah bertemu, namanya saja aku tidak tahu karena dirahasiakan apalagi wajahnya. Tiba-tiba dia menyuruh kalian menjadikanku Admiral, sungguh dunia yang penuh misteri. Apa yang dia lihat dari pemalas sepertiku ini? Kapan dia pernah melihatku?"

"Entahlah, dia juga tidak memberitahu kami alasannya, dia minta kami mencari tahu sendiri nanti."

Ketika Rey sibuk berkemas, tiba-tiba seseorang datang dan langsung mendobrak pintu rumahnya. "Braakk!" Pintu rumah Rey pun rusak karena didobrak.

"Hey! Siapa itu yang mendobrak pintu rumahku! Cepat tunjukkan dirimu!" Kata Rey sambil marah.

"Sepertinya para pengganggu sudah mengetahui dan tiba ditempat ini." Kata Raisha memberitahu Rey.

"Pengganggu apa yang kamu maksud? Apakah orang dari Armada lain?" Tanya Rey.

"Sepertinya begitu," jawab Raisha. "Kamu tunggu di sini jangan kemana-mana selesaikan saja kerjaanmu, aku akan mengurus mereka."

"O...oke."

Raisha pun pergi menuju keluar untuk mengurus orang yang mendobrak pintu rumah Rey. Baru saja Raisha mendekati lawang pintu, tiba-tiba seseorang melakukan serangan dadakan kepadanya. Lengan Raisha dipegang, lalu dia ditarik keluar dan dilempar hingga terpental beberapa meter. Akan tetapi, bukan dewi perang namanya jika Raisha tidak bisa mengatasi serangan tersebut, ketika dia terpental melayang di udara dia menggunakan teknik berputar dan berhasil mendarat dengan indah bagaikan seorang penari balet yang meloncat dan berputar sangat anggun. Ketika dilihat oleh Raisha, orang yang menyerangnya ternyata Sakura alias Dyana, salah satu dewi perang juga yang berasal dari Phoenix Fleet, yang kemarin ikut rapat juga bersama Raisha.

"Tak kusangka pergerakanmu cepat juga pencabut gigi." Kata Sakura.

"Cihh kupikir siapa yang menyerangku diam-diam ternyata itu kamu cacing tanah! Aku tak menyangka ternyata kamu yang akan aku hadapi duluan."

"Haha.. kamu jangan berpura-pura bodoh,sudah jelas Uniko dan Space Eagle tidak menginginkan orang ini, otomatis yang akan kamu hadapi adalah aku."

"Ternyata kamu cukup pintar juga cacing tanah."

"Sudahlah kamu menyerah saja berikan dia pada kami, Armada miskin seperti Azte lebih baik bubar saja terus kerja jadi kuli bangunan atau tukang tambal ban pesawat, jangan sia-siakan talenta yang direkomendasikan oleh ketua."

"Jangan bicara omong kosong terus kalau kamu mau hadapi aku dulu." Raisha masuk ke mode tempur dan menggunakan bentuk tempurnya, "battle mode! First battle form, Goddess of Death battle form!"

"Haha siapa takut ayo maju sini, kamu jual aku beli!" Sakura juga masuk ke mode tempur dan juga menggunakan bentuk tempurnya juga, "battle mode! First battle form, Hydra Queen battle form!"

Keduanya mulai bertarung pada saat itu juga. Raisha melancarkan serangan menggunakan tinjunya yang mengarah langsung ke wajah Sakura. Akan tetapi, serangan seperti itu bukan sesuatu yang susah ditangani untuk Sakura. Dia menangkis serangan tersebut dan menyerang balik. Dia menebaskan pedang dan ingin menebas dada Raisha sampai rata menggunakan pedang andalannya dan hampir mengenai dada Raisha. Jika Raisha telat mengelak sedikit saja, pada malam itu dia akan kehilangan dua buah keindahan yang selalu berdampingan di dadanya.

"Kenapa kamu tidak menggunakan pisau pemotong rumput andalanmu? Bukannya pisau itu memiliki kekuatan yang hebat?" Tanya Sakura sambil meledek

"Aku tidak perlu menggunakan itu untuk melawanmu." Jawab Raisha, meremehkan.

"Haha terlalu arogan."

Sementara itu, Rey yang sedang menunggu Raisha di dalam rumahnya nampak gelisah dan sedikit penasaran. Dia mencoba keluar rumah dan melihat situasi di luar karena dia mendengar banyak suara keributan. "Apa yang terjadi di luar," gumam Rey. Ketika Rey keluar dia melihat dua orang, salah satunya dewi perang Raisha sedang bertarung dan melihat beberapa benda dihalaman rumahnya seperti pagar rumah dan beberapa benda sarana umum seperti toilet umum hancur oleh kedua orang tersebut.

"Yatuhan apa yang kalian lakukan terhadap halaman rumahku, juga toilet umum disebrang jalan hancur, itu satu-satunya tempat aku menyimpan emas berharga yang keluar dari pantatku dan sekarang sudah hancur. Kenapa kalian berkelahi di sini?" Tanya Rey kepada mereka berdua sambil berteriak.

"Yooo.. pria tampan, rupanya itu kamu ya?" Jawab Sakura terhadap teriakkan Rey.

"Ka.. kamu! Bukannya kamu dewi perang dari Phoenix Fleet, Sakura si Ratu Hydra! Jangan bilang kamu ke sini juga mau membawaku?" Tanya Rey sedikit ketakutan.

"Ahh rupanya si pencabut gigi sudah memberitahumu segalanya yah, haha. Oh iya nama asliku Dyana, Sakura nama pengganti saja, ingat itu tampan!" Jawab Sakura.

"Hey perhatikan lawanmu," kata Raisha yang tiba-tiba menyelang.

Pertarungan masih belum selesai dan terus berlanjut. Rey hanya bisa menonton saja, daripada tegang dia memilih untuk duduk santai saja di kursi depan teras rumahnya yang ternyata masih aman dan tertata rapi. Tidak lupa juga dia masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya untuk membuat secangkir kopi terlebih dahulu. Lalu setelah selesai, dia keluar lagi dan mulai duduk santai dan membakar rokoknya sambil menonton pertarungan kedua dewi perang tersebut. Sangat jarang melihat dewi perang bertarung secara langsung di depan matanya saat itu. Tidak lupa juga dia meminum kopi hitam kegemarannya yang sudah dia buat sebelumnya.

Pertarungan kedua dewi perang semakin sengit, walaupun hanya menggunakan seni bela diri biasa, bagi orang biasa seperti Rey yang melihatnya,itu terlihat sangat luar biasa. Gerakkan menyerang yang anggun dan indah, teknik bertahan yang gemulai menjadi hiburan tambahan tersendiri bagi Rey malam itu.

****