Vincent merasa lega pernikahannya dengan Primadona ditunda sekaligus semakin panik karena Ardani terus mengejarnya. Gara-gara satu malam meniduri gadis itu, Ia terus diteror Ardani berminggu-minggu. Lelaki itu begitu yakin bahwa yang menghamili anaknya adalah dirinya. Ia bahkan tidak tertarik sama sekali untuk memiliki anak. Memiliki anak adalah petaka baginya.
Lelaki bengis itu tidak sudi untuk mengasuh dan berurusan sedikitpun dengan anak-anak. Ia merindukan gadis itu tapi tidak dengan makhluk yang ada di kandungannya. Setiap Ia mendengar kata 'anak', yang terlintas dalam pikirannya adalah masa kecilnya yang penuh dengan paksaan dan tuntutan kedua orangtuanya. Bagi Vincent masa dewasanya kini adalah masa yang paling menyenangkan, Ia bagai terbebas dari penjara mansion dengan segala kemewahan rantainya.