Vincent merasa hampa saat memasuki rumah yang sangat sepi. Meski sudah tidak ada pelayan lagi, tapi seharusnya ada Bella dan Zhavia yang mengisi kekosongan rumah mereka yang besar.
"Bella… Zhavia… Daddy pulang," serunya sambil membuka pintu-pintu kamar satu persatu.
Ia bahkan naik ke lantai dua untuk menengok bekas kamar pelayan dan ruang-ruang lain yang jarang digunakan. Tidak ada sahutan sama sekali dari istri ataupun anaknya. Rasa khawatir sekaligus kecewa sedikit mengganggunya, Ia merebahkan badan di sofa ruang tamu bermaksud meredakan kelelahannya. Urusan hutang ArdCorp sudah beres setelah beberapa aset terjual. Perusahaan peninggalan mendiang mertuanya itu kini pun sudah kosong melompong, tak ada apapun kecuali gedung pencakar langit yang kosong.