Setelah ketiga teman laknatnya hengkang dari apartemen, Vincent mengembalikan anaknya ke box bayi. Bella sudah sudah terlelap di ranjang. Ia sendiri bergegas ke kamar mandi untuk melepas penat. Guyuran air dingin membilas aroma tubuhnya yang sebelumnya sudah seperti daging dibalut tumbukan serai dan jahe.
Tidak terasa usianya kini sudah merangkak ke angka tiga puluhan lebih, Ia juga sudah menjadi seorang ayah, semuanya terasa sangat cepat. Padahal ingatannya saat Ia menggoda gadis itu dan membuatnya jengkel setengah mati masih utuh terpatri di benaknya. Ia selalu tertawa setiap gadis itu mengerucutkan bibirnya secara terang-terangan di meja sekretaris.
Sekarang gadis itu sudah melahirkan darah dagingnya untuk menjadi penerusnya. Masa bujangannya yang brengsek sudah berakhir, sekarang giliran Ia memikirkan bagaimana pendidikan anaknya ke depan nanti. Bella bilang, Ia tidak mau jika anaknya dikekang harus menjadi seperti yang orangtuanya inginkan. Anaknya harus merdeka.