Vincent turun dari Philipine Airplane setelah hampir lima jam berada di pesawat, Ia mendarat di Manila selama sembilan jam dan akan melanjutkan erbang kembali menuju Roxas City. Di Kota Manila ini, Ia menghabiskan waktu untuk bernegosiasi dengan sebuah perusahaan terbesar yang menaungi puluhan ribu mall di Philippine untuk bekerja sama memasarkan produk aksesoris. Kali ini Vincent memang mengutamakan penanganan ArdCorp dulu, Ia tidak tahu mengapa kata hatinya lebih memilih menekuni perusahaan mendiang mertuanya.
Mungkin saja perasaannya sudah terlanjur terluka kepada para sesepuh di Sidomuktiningjaya Group, perusahaan yang Ia pimpin. Logikanya berbisik, untuk apa Ia banting tulang memenuhi perut paman-paman dan sepupu-sepupunya yang tidak tahu diri. Lebih baik membesarkan hati kekasihnya dengan mendobrak ArdCorp go to international.