Sejak Kebanggaan Sang Petarung, Jehian dan Danu selalu merasa bahwa Dirga dapat menciptakan genre baru dalam novel seni bela diri. Mereka tidak pernah menyangka bahwa Dirga melompat keluar dari lingkup seni bela diri dan menulis novel fantasi yang belum pernah ada sebelumnya. Mendengar penjelasan Dirga, mereka merasa telah meremehkan imajinasi tanpa batas dan pemikiran kreatif pada diri anak muda itu.
"Karena komiknya sudah berseri, aku tidak perlu membuat serial novelnya di surat kabar, langsung saja diterbitkan." Implikasi Jehian adalah karena hak cipta komik diberikan kepada Hartawan, maka hak cipta novel harus diberikan kepada Harian Mentari. "Ini disebut strategi agar cerita ini tidak mengalir ke orang luar lagi."
Dirga tidak bisa menolak, jadi Jehian dan Danu meminta salinan manuskrip dari komik Naga Gila.