Ara merasa, seperti dimasakkan oleh sang mama, karna ia mendapatkan makanan tersebut, bukan dari membeli, tapi dari pemberian seseorang. Apalagi, orang tersebut, memasaknya, sendiri. Ara langsung mencicipi makanan tersebut, dan jangan ditanya lagi, bagaimana rasanya. Karna jujur, rasanya sangat enak dan nikmat. Apalagi, ceker tersebut, masih hangat.
"Tuhan, terima kasih. Ini, nikmat sekali," ucap Ara, sambil mengambil satu ceker ayam, dan melahapnya, lagi.
Tanpa sadar, Ara sudah menghabiskan, hampir separuh isi mangkok, yang ia terima. Ada sekitar 5 tulang ceker, yang ada di piring kecil, yang Ara khususkan, untuk meletakkan, tulang belulang.
"Alhamdulillah." Ucap Ara penuh syukur.
Ara merapikan semua peralatan makannya, dan mencuci bersih, kedua tangannya, yang sudah bercampur dengan sambal. Ara keluar menuju balkon, dan melihat kerlip lampu pemukiman, lampu jalanan, dan lampu-lampu kendaraan.