Pagi hari di hari minggu. Gery masih terlelap, sementara Tjokro sudah bersiap untuk lari pagi. Dan ia pun membangunkan Gery. "Lalalalalaaa". Tjokro bernyanyi sambil ngaca dan menyisir rambut.. "Ger.. bangun Ger". Gery tidak mau bangun karena ia masih mengantuk, ia menutup kupingnya dengan bantal.
Melihat Gery yang tidak mau bangun Tjokro pun memiliki ide untuk mengklitiki Gery, Gery pun akhirnya bangun karena tidak sanggup menahan tawa akibat dikelitiki oleh Tjokro. Kemudian Gery bersiap - siap untuk lari pagi, sementara Tjokro menunggu Gery di depan pintu rumah. Setelah Gery siap, mereka pun pergi berangkat untuk lari pagi.
"Eh mau kemana ini?", tanya Gery.
"Ke apartemen sebelah, cari lift", jawab Tjokro.
Gery dan Tjokro datang ke apartemen milik ayah nya Gery.
"Selamat datang Pak Tjokro, ada yang bisa saya bantu?", tanya satpam lobby.
"Ahh ndaa,, Cuma mau ketemu teman di lantai 9", jawab Tjokro
"Oh mari silahkan pak"
Pak Satpam mempersilahkan Tjokro dan Gery masuk.
"Tuki dasar", bisik Gery.
"Paan tuh?", tanya Tjokro memelankan suara.
"Tuki.. Tukang kibul", jawab Gery.
"Kurang ajar sampeyan", sambil memukul dahi Gery.
Gery cekikikan dan tidak bisa berhenti menertawakan Tjokro. Karyawan apartemen itu mempersilahkan Tjokro dan Gery untuk menaiki lift. Kemudian mereka masuk kedalam lift itu. Lalu Tjokro menekan tombol lift nya, hingga sampailah di lantai 9. Ia pun keluar lift di Apartemen dekat taman. Sesaat Gery teringat ketika ia pergi ke Malaysia yang juga menggunakan lift itu.
Gery dan Tjokro keluar dari apartemen, ia berjalan menuju taman dan tak sengaja melihat Michelle. Matanya langsung tertuju pada Michelle. Ia berjalan sangat cepat hingga Gery tak sanggup mengejarnya. Ketika hampir dekat, tiba - tiba Tjokro menghentikan langkah kakinya. Kemudian ia mengingat kembali ketika abad 17 saat ia bertemu dengan Diana van de rulls.
Pada waktu itu Tjokro berjalan di Pasar, lalu ia melihat Diana. Kemudian ia membeli bunga dan berjalan ke arah Diana. Diana menoleh ke arah Tjokro, yang kemudian menyambut Tjokro dengan senyuman. Setelah tepat di depan Diana, Tjokro langsung memberikan Bunga itu kepada Diana.
"Beautiful flowers for a beautiful girl", Tjokro berkata sambil memberikan bunga.
"Ah,, Gusti Patih.. Terima kasih", sambut Diana sambil mencium aroma harum dari bunga itu.
Kemudian Tjokro mengajak Diana untuk berjalan - jalan dengannya. Diana dan Tjokro berjalan ditengah pasar, dan pergi mengelilingi pasar untuk mencoba beberapa makanan tradisional. Selagi mereka mencicipi makanan, terdengar bunyi ketukan kaki kuda Jendral Stephen.
"Diana, Where are you?", teriak Jendral Stephen.
"Here, I am on my way", jawab Diana.
"Take care", Tjokro berkata pada Diana.
"I hope to see you again"
"I hope so"
Diana pergi Bersama Jendral Stephen.. Dan itu adalah terakhir kalinya Tjokro berjalan - jalan dengan Diana sebelum ia mati ditembak oleh Jendral Stephen.
***
Tjokro terdiam dan terus melamun mengingat kejadian itu, lalu Gery mengambil tangannya dan menyelipkan bunga mawar.
"Opo iki?", Tjokro sambil mengambil bunga pemberian Gery.
"Ayo cepat,, nanti kalo ada kak Alex keduluan loh".
Tjokro berjalan ke arah Michelle persis seperti waktu ia berjalan ke arah Diana,, Michelle pun menyadarinya lalu tersenyum. Nampak Tjokro terbayang - bayang saat ia melihat senyum Diana di abad 17, rasanya senyum itu sangat mirip. Mereka terlihat Bahagia, Gery pun tersenyum dari jauh melihat kebahagiaan mereka.
Tjokro mengajak Michelle untuk pergi jalan - jalan mengitari taman. Kemudian mereka menuju tukang jajan pinggir taman. Sementara Gery ditinggal sendirian. Tetapi tak disangka ia bertemu dengan Miki, Saskia dan Shelly.
"Hei,, anak alay, sedang apa kao sendiri disini?", tanya Miki.
Terjadilah perbincangan diantara Gery dan teman - temannya. Kemudian Gery memeluk teman - temannya itu. "Aku kangen kalian". Pelukan Gery pun disambut oleh teman - temannya.
Ditempat lain Tjokro tiba - tiba merasa dadanya sesak, ia merasa saat ini sedang Bersama dengan Diana dalam raga yang berbeda. Selagi Tjokro dan Michelle mencicipi makanan, terdengar bunyi suara telepon genggam milik Michelle. Ternyata itu telepon dari Alex. Setelah selesai berbicara dengan Alex, Michelle menutup telponnya dan menyimpan handphone nya ke tas nya. Lalu Michelle berpamitan untuk pulang dan dia mengatakan bahwa ia telah ada janji dengan Alex.
Michelle berjalan meninggalkan Tjokro, dan Tjokro merasakan sedih yang sama ketika Diana meninggalkannya waktu itu. Kemudian ia mendatangi Gery yang sedang asyik ngerujak bareng teman - temannya
"Eh,, om ganteng,, ayo sini ngerujak", ajak Saskia temannya Gery.
"Cuih,, Genit kali kao", Miki sebal
Gery bertanya mengapa Tjokro sendirian, mengapa ia tidak datang bersama Michelle. Tjokro pun menceritakan bahwa Michelle telah ada janji dengan Alex. Mendengar hal itu, Gery meminta Tjokro untuk segera menyatakan cintanya pada Michelle, tetapi Tjokro tidak percaya diri. Kemudian teman - teman Gery ikut menyemangati Tjokro.
Akhirnya Tjokro pun bersedia menyatakan cintanya pada Michelle, ia berencana mengajak Michelle makan malam. Gery dan teman - temannya sangat antusias mendengarnya, bahkan merekalah yang memilih restoran dan menentukan konsep makan malam romantis untuk Tjokro dan Michelle.
Sementara itu Alex sudah sangat bosan sekali menunggu Michelle. Dia berharap Tjokro tidak ikut pulang bersama Michelle. Tidak lama kemudian Michelle datang. Alex langsung mengajak Michelle ke rumahnya untuk makan siang bersama ayahnya (Anton Wu). Sesampainya di rumah Alex, Michelle memasak makanan untuk makan siang di Rumah Alex. Setelah selesai memasak, Michelle mematikan kompornya.
"Ini udah selesai, yuk kita pindahin ke meja makan", Ajak Michelle.
"Ok Honey", sambut Alex.
Alex mengambil makanan di piring lalu membawanya ke meja makan, Dalam hati Michelle : "Ada apa sih Alex hari ini". Setelah selesai memindahkan makanan ke meja makan, Alex dan Michelle bersiap menunggu ayah Alex.
"Wah sudah siap semua ya,, halo Michelle", Anton menemui Alex dan Michelle di meja makan.
"Halo om", Michelle menyapa.
"Pih,, ini Michelle semua lho yang masak", Alex memberitahu ayahnya.
"Wah kamu berbakat ya nak", puji Anton.
"Terima kasih om, mudah - mudahan om suka ya"
Setelah makan siang selesai. Alex menghela nafas dan mulai mengatakan tujuan nya mengajak Michelle bertemu dengan Ayahnya hari ini. Anton juga mulai bicara, ternyata ia berniat melamar Michelle untuk Alex.
Michelle terdiam dan menoleh ke arah Alex, Alex hanya tersenyum. Anton Wu mengeluarkan cincin yang dulu ia berikan ke mami nya Alex saat melamar nya, ia berharap Michelle mau mengenakan nya. Kemudian Anton memberikan cincin itu ke Alex untuk dipakaikan di jari Michelle. Namun Michelle menolaknya, ia mengatakan bahwa rasa sayangnya kepada Alex hanya sebatas sahabat saja, ia tidak bisa menikah dengan Alex. Michelle pun berpamitan untuk segera pulang. Michelle berdiri dan berjalan meninggalkan meja makan.
"Syel,, tunggu dulu syell", Alex mengejar Michelle.
"Lex,, stop", teriak ayahnya.
Alex menoleh ke arah ayahnya itu.
"Lex, kamu tidak boleh memaksakan orang lain untuk mencintai kamu, jika kamu melakukannya kamu tidak akan bahagia", Anton menasihati anaknya.
"Tapi pih, Alex cinta nya cuma sama Michelle, Alex gak mau sama yang lain", Alex tetap bersih keras.
"Papi mengerti, tapi nak, apa yang sudah ditakdirkan untuk kamu, pasti akan jadi milik kamu, jika tidak ditakdirkan untuk kamu, kamu tidak akan pernah bisa mendapatkannya", kata Anton menasihati Alex.
"Jadi,, aku mesti gimana lagi?", Alex meneteskan airmata.
"Kamu harus ikhlas nak.. sudah ya ,, papi ada keperluan, simpan cincin mami kamu, dan berikan kepada wanita yang mencintai kamu".
Anton berjalan meninggalkan meja makan, sementara Alex masih duduk termenung. Dalam hati Alex : "Wanita yang mencintaiku? Tapi aku hanya ingin bersama Michelle". Ia menggenggam cincin itu dan pergi meninggalkan meja makan.
Sementara Michelle pulang dengan naik taksi online dan menangis karena rasa tidak tega nya pada Alex. Di dalam hati Michelle berkata : "Maafin aku lex, saat ini di hati aku sudah terisi oleh pria lain, aku menyayangi kamu tapi rasa sayang itu hanya sebagai sahabat, bukan rasa sayang kepada kekasih, aku harap kamu mengerti". Tiba - Tiba Hujan turun,, Michelle turun dari taksi online dan merasakan basah nya guyuran hujan, tak disangka ada seseorang yang memayunginya.
"Loh Gery,, kok disini?", Michelle terkejut melihat Gery.
"Aku mau kasih sesuatu buat kak Michelle dari Om Tjokro", jawab Gery.
"Loh,, jahat banget sih Tjokro, emang gak bisa nunggu hujan reda, ayo masuk dulu"
Ternyata Tjokro mengintipnya dari jauh,, ia langsung mengacungkan jempolnya pada Gery. Gery pun membalasnya dengan mengacungkan jempolnya juga. Setelah masuk ke dalam rumah, Michelle membuatkan teh hangat untuk Gery, lalu ia menanyakan apa yang ingin disampaikan oleh Tjokro melalui Gery. Kemudian Gery memberikan sebuah surat. Setelah memberikan surat itu, Gery pamit pulang.
Gery berjalan dan masuk ke dalam sebuah mobil, Tjokro sudah menunggunya di dalam mobil. Michelle menutup pintu rumah nya, kemudian ia membuka suratnya, dan ternyata surat itu hanya berisi
*Kutunggu di café cinta Jam 8 malam, Love Tjokro*
Meski begitu, Michelle nampak sangat bahagia. Karena sebenarnya ia sudah menaruh hati untuk Tjokro.
Di tempat lain Alex masih murung. "Why you broke my heart beib", Alex berkata didalam hati sambil memukul - mukul tembok. Kemudian Alex mengingat kenangannya ketika masih SMA bersama Michelle. Pada saat itu sepulang sekolah, turun hujan yang cukup deras. Michelle menarik tangan Alex, dan mereka pun hujan - hujanan bersama sambil tertawa.
***
Alex membuka jendela kamarnya dan melihat hujan. Alex berpuisi sambil menatap hujan.
"Today is raining, this rain describes how sad I am. A man who will never become your man. I love you Michelle".
Pintu kamar Alex terbuka sedikit, Anton mengintipnya dan terlihat prihatin terhadap anaknya itu. Anton menundukkan kepalanya, lalu ia mengingat ketika dia jatuh cinta pada seorang wanita sebelum menikah dengan Ibu nya Alex. Wanita itu bernama "Lin". Namun ia ditolak. Lin meninggalkan Anton, kemudian Anton menikah dengan ibunya Alex, tetapi Anton tidak pernah mencintai ibunya Alex sampai ibu nya Alex meninggal, dan sebenarnya cincin yang ia berikan ke anaknya itu, adalah cincin yang pertama kali ia pakai untuk melamar Lin. Karena di tolak, kemudian ia berikan cincin itu kepada Ibunya Alex. Sungguh menyedihkan kisah cinta ayah dan anak ini.
Setelah mengenang masa lalunya, Anton berbicara di dalam hati :"Ternyata nasib kita sama nak, Papi berdoa semoga pasangan mu nanti tidak berakhir seperti ibu mu". Anton meninggalkan kamar Alex.
***
Menit dan detik pun telah berlalu, Tibalah Jam menunjukkan pukul 8 malam. Michelle sudah duduk di kursi menunggu Tjokro. Teman - temannya Gery pun mulai beraksi. Saskia memberikan bunga kepada Michelle, kemudian ia langsung pergi. Michelle membaca kartu yang diselipkan di bunga nya.
*I can't wait to see you.. love*
Michelle tidak bisa berhenti tersenyum. Kemudian Shelly datang membawa kotak kado berukuran kecil. Michelle pun bertanya - tanya dimana Tjokro bersembunyi. Shelly hanya tersenyum dan meninggalkan Michelle. Kemudian Michelle membuka kotak hadiah itu. Ternyata saat dibuka ada kotak cincin dan kartu yang bertuliskan "Would you be mine?", Michelle tersenyum,, diiringi dengan suara syahdu Miki yang sedang bernyanyi lagu cinta.. Tidak lama kemudian ia melihat sang Gusti Patih datang mendekat dengan senyuman manis.
Tjokro langsung mengambil tangan Michelle.
"Would you be mine?", Tjokro dengan tatapan romantis.
"Yess", jawab Michelle dengan tegas dan lantang.
Semua bertepuk tangan dan kembang api pun dinyalahkan. Sungguh pernyataan cinta yang romantis. Tetapi dimanakah Gery berada? Ternyata Gery sedang diare. Ia baru saja keluar dari toilet restoran dan hendak menuju meja yang diduduki oleh teman - temannya. Namun ada arwah yang memanggilnya. Arwah itu terlihat sangat menakutkan, ia mengenakan seragam dinas tentara penjajah pada jaman penjajahan belanda. Nampaknya Gery mengenalinya.
"Siapa kau?", tanya Gery kepada arwah itu
"Kamu pasti sudah mengenaliku", arwah itu tertawa. Dan Gery semakin ketakutan.