Chereads / Aku dan Kau "bukan kita" / Chapter 38 - ujian

Chapter 38 - ujian

Aku bodoh! bahkan dalam hal kecil pun akan tidak pandai. mengartikan makna dari setiap sikapmu misalnya.

.....

Hari ini adalah ujian terakhir di kelas 10, setelah itu mereka (acha,Niko,dkk) akan naik ke kelas 11.

Ujian terakhir adalah matematika, beberapa hari lalu Niko sudah sering ke rumah Acha untuk mengajari Acha materi matematika tujuannya adalah agar Acha mendapat hasil yang baik di ujian kali ini.

Tetapi Acha sangat bebal dan selalu sok pintar saat di ajarin oleh Niko, Begitu Acha rasa gengsinya sangat tinggi. Walau ia tahu Niko lebih pintar daripada ia, tapi dia tetep menjaga harga diri di depan Niko.

Dulu di awal kelas 10, Niko adalah cowok bermulut pedas di mata Acha. Sampai waktu merubah sudut pandang Acha tentang Niko.

Sekarang Niko adalah sosok lelaki yang paling dekat dengannya di sekolah. Niko juga laki laki pertama yang paling peduli padanya, tetapi Niko menduduki peringkat ketiga setelah Roy dan Nathan tentunya.

Jarum jam menunjukkan pukul 8:00, ujian matematika di mulai.

"Kerjain yang bener, jangan ngecewain gue!" ucap Niko sedikit berbisik pada Acha

"Hem!"

Soal soal ujian ini cukup mirip dengan apa yang di jelaskan Niko Minggu lalu pada Acha.

Tapi Acha tetap lah Acha dengan otaknya sulit untuk mencerna pelajaran yang tidak di sukainya.

Acha mengembuskan nafasnya panjang. Niko yang duduk tepat di samping gadis ini Langung menoleh ke sumber suara.

"Ini soalnya gampang, sama kaya yang gue ajarin Minggu lalu" ucap Niko berbisik tapi pandangannya tetap fokus pada kertas ujianya.

"Buat lo gampang, buat gue enggak!" ucap Acha yang juga masih melihat ke kertas ujiannya

Niko memukul jidatnya dan menggeleng geleng. Tampaknya perjuangan Niko untuk mengajari Acha akan berakhir sia sia hari ini.

"Ehem" pengawas di ruangan itu sengaja  memberikan kode saat mendengar bisikan Niko dan Acha

"Bila ada yang ketauan mencontek dan memberikan contekan, kertas ujiannya akan langsung saya sobek" Ancam guru pengawas di ruangan itu.

Beberapa menit kemudian suara guru pengawas itu kembali memecahkan keheningan di kelas ini.

"Waktunya tinggal 15 menit lagi!"

Dengan gerakan yang tidak santai Acha Langsung mengotak atik kertas ujian yang ada di atas mejanya.

Entah apa jawaban yang di tulis Acha di kertas itu, Acha sama sekali tidak mengingat rumus rumus yang di pelajarinya.

Acha menulis kan jawaban di kertas itu hanya bermodalkan logika di otaknya. Entah apa hasil nya nanti, biar lah menjadi misteri.

Ujian telah berakhir, Acha mengumpul kertas ujiannya dengan wajah yang tampak sedikit santai. Tetapi tidak dengan Niko, Wajah Niko tampak khawatir, tentu bukan khawatir karena hasil ujiannya, Karena sudah dapat di pastikan nilai Niko akan bagus. Yang di khawatirkan nya adalah nilai gadis bebal yang ada di sampingnya itu.

Setelah guru pengawas keluar Niko langsung mengintrogasi Acha, seperti seorang yang baru saja maling ayam.

"Lo nulis apa aja tadi di kertas ujian?" tanya Niko pada Acha dengan nada yang tidak santai.

"Pertanyaan lo ga kreatif banget!"

"Acha, jangan becanda" ucap Niko tegas

"Gini yah Niko, di kertas itu ada pertanyaan ya tentunya yang gue tulis di situ jawaban lah. Gak mungkinkan di situ gue buat puisi untuk membujuk guru matematika biar gue di kasih nilai bagus." jelas Acha panjang lebar.

Setelah berdiskusi dengan Niko, Acha Langsung berbalik ke arah Lala dan Diana.

"Kuy kantin!" ajak Acha semangat.

"Kuy" ucap Diana,dan di susul dengan Lala yang Langsung berdiri dari tempat duduknya

Saat melewati bangku Niko, Lala menyempatkan diri untuk menegur Niko.

"Lo gak ke kantin nik?" tanya Lala

"Iya nanti"

Setelah itu Lala langsung meninggalkan Niko di kelas, dan menyusul langkah Diana dan Acha yang sudah duluan.

...

Di kantin seperti biasa mereka langsung menyantap makanan pesanan mereka. Cacing cacing di perut ketiga gadis ini seperti sedang berpesta siang ini, pasalnya mereka memang sangat memanjakan perutnya hari ini.

"Din, Alex liatin lo tuh!" ucap Acha sambil menyenggol tangan Diana

"Ya terus, gue harus ke sana dan nanya sama dia kenapa liatin gue?" ucap Diana sambil memutar bola matanya malas

"Mungkin" ucap Lala sambil sedikit tersenyum

"Dih, emangnya dia penting banget gitu buat gue!" Diana kembali fokus pada mangkuk baksonya

"Jangan begitu Din, siapa tahu suatu saat tatapan dia bakal lo rinduin." ucap Acha sok dramatis

"Dihhh"

mereka bertiga terkekeh melihat Alex yang gagal fokus karena Diana sengaja fokus melihat ke arahnya, tentunya Diana sengaja melakukan itu agar Alex salah tingkah.

"Ujian matematika kan udah kelar nih Cha, berarti Niko gak ngajarin lo les lagi kan, bisa dong kita nonton " ajak Diana sambil menaik turunkan Alisnya

"Gue sih bisa bisa aja, kalo lo La" tanya Acha pada Lala

"bisa!" ucap Lala menyetujui

"Okay kalo gitu, pulang sekolah langsung otw, gak usah pulang dulu." ucap Diana semangat

"Okay" ucap Lala dan Acha bersamaan

....

Setelah bel pulang berbunyi, Diana langsung mengeluarkan hp dari saku roknya dan memesan taksi online untuk membawa mereka ke tempat tujuan.

Mereka menunggu taksi online di depan gerbang sekolah.

Setelah taksi sudah sampai di depan mereka, dengan cepat Lala dan Acha  langsung masuk ke dalam taksi.

"Gue duduk di pinggir." ucap Acha langsung masuk ke dalam taksi

"Gue juga di pinggir" Lala tak kala cepat

Setelah kedua sahabatnya masuk kedalam taksi, Diana masih bengong di depan gerbang sekolah.

"Perasaan gue yang mesen taksi, kok jadi ni anak yang pada heboh atur posisi coba, untung gue orangnya sabar" ucap Diana dan mengikuti langkah kedua temennya untuk masuk kedalam taksi dan duduk di tengah, sebagai pembatas antara Lala dan Acha

.....

Sekarang mereka sudah berada di ruangan yang cukup gelap, dengan layar besar di depan.

Sebelum film di mulai ruangan ini sangat gelap, Acha jadi teringat pada ucapan Niko di hari Lalu.

"Lo gak akan merasakan gelap lagi Cha,kalau pun harus gue pasti in, Lo gak sendiri."

"Niko bener, kalau pun gue harus ada dalam gelap, gue gak akan sendiri." ucap Acha sambil melihat ke kiri dan ke kanan, sorot matanya mendapati kedua sahabatnya.

Ucapanmu memang sudah terbukti, tapi mungkin diriku yang salah arti, ku pikir dirimu lah yang akan selalu menemani ku saat gelap, maaf aku tidak pandai dalam mencerna kata kata mu.

Akhirnya film selesai, mereka bertiga langsung keluar dari ruangan tersebut

"kalian pulang duluan aja yah, gue mau mampir ke konter HP." ucap Lala

"Ngapain ke konten HP?" tanya Acha

"Hp gue rusak" ucap Lala

"Yaudah ayo cha, taksinya udah nungguin di depan" ucap Diana sambil menarik tangan Acha.

Ada yang aneh dari Lala, biasanya bila ada barang yang yang rusak ia akan menyuruh orang untuk membawanya untuk di perbaiki, kenapa sekarang dia melakukannya sendiri.

Lala adalah sosok yang terbilang sedikit manja sebenarnya tentang hal pribadi, tapi yang di lihat kebanyakan orang adalah sikap tegasnya.

Lala terlahir dari keluarga yang selalu memanjakannya, sehingga sering sekali kebutuhannya di urus oleh pembantunya. Apalagi bila seperti saat ini, biasa Lala akan menyuruh pembantunya yang ke konter untuk memperbaiki HPnya. Tapi kali ini berbeda, mungkin Lala sudah semakin mandiri.

...

Acha sampai di depan rumahnya.

Tatapannya tertuju pada benda asing yang berbeda di atas meja di teras. la melihat benda itu lebih dekat dan ternyata yang ada di atas meja itu adalah kotak hitam yang persis seperti yang di terimanya beberapa hari lalu.

Acha membuka matanya lebar dan langsung mencampakkan kotak hitam itu setelah melihat isinya. Lagi lagi isi di dalam kotak hitam itu adalah boneka Barbie yang berlumur darah.

Saat Acha mencampakkan kotak hitam itu, ada sebuah kertas yang terjatuh dari dalam.

Dengan badan yang masih bergetar, Acha mencoba membuka kertas itu dengan sisa keberaniannya.

Surat itu berisi.

Memendam bukan lah keahlian gue, mungkin udah saatnya gue bertindak yang lebih serius sama Lo!!!!!.

Acha meremas kertas itu dan membuangnya bersamaan dengan kotak hitam itu.