Maura tak lagi keluar dari kamarnya, sejak keributan kemarin, Maura memilih menghabiskan waktunya di dalam kamar.
Maura terdiam, memikirkan semuanya, Maura tak ingin terus menerus ada dikeadaan ini.
Maura bisa gila jika harus lebih lama lagi ada disini, apa Maura harus kembali pergi, meninggalkan semuanya.
Tapi apa Maura bisa mengulang semuanya, kembali pada masa sulitnya seorang diri.
Maura kini tak lagi mempunyai apa pun, barang berharganya sudah habis terjual, baju yang memang masih layak pun sudah Maura jual saat dulu.
Sekarang Maura hanya memiliki ponsel dan kalung pemberian Firly, Maura melepas kalung dilehernya.
Terdiam menatapnya, Maura ingat Filry pernah bilang, kenapa Maura tak menjualnya, hasil penjualannya akan mampu mencukupi kebutuhan Maura.
Tapi apa Maura bisa melakukannya, bahkan dulu meski Maura sudah harus mengemis, Maura begitu enggan untuk menjual pemberian Firly, barang itu terasa sangat bermakna bagi Maura.
