Firly masih saja tak karuan sampai sekarang, setelah beberapa hari berlalu, Firly masih saja seperti itu, uring-uringan tak jelas.
Hari ini Christ telah kembali ke Bali, mereka bisa berkumpul lagi, Patricia juga telah menceritakan semuanya tentang Firly sekarang, dan juga tentang Maura.
Mereka janji bertemu, dan biar Patricia yang datang menemui Firly di rumahnya tentu dengan Christ.
Firly sedikit tidak leduli dengan kedatangan mereka, Firly sejujurnya tidak ingin siapa pun menemuinya, karena Firly juga tidak ke kantor sekarang karena memang tidak ingin bertemu siapa pun.
Firly mendengar bel rumahnya berdenting, menyebalkan sekali, mereka telah sampai sekarang.
Tak lama dari itu, Firly mendengar teriakan Patricia memanggil namanya.
"kenapa harus secepat ini"
Ucap Firly yang kemudian melangkah ke luar kamar, suara itu kembali di dengarnya, tapi Firly tidak berniat untuk menjawabnya.
"Firly"
