Maura terdiam di kamarnya, perbincangan Firly dan Patricia masih terngiang jelas di telinga Maura sampai malam ini.
Kenapa Maura harus mendengarnya, apa ini petunjuk dari Tuhan, jika langkah Maura sangatlah salah.
Tapi Maura terlanjur suka dengan pilihan ini, Maura tak ingin kehilangan waktu ini, Maura menunduk, kenapa hidupnya seburuk ini.
Maura bahagia disini, tapi ternyata Maura hanya bahagia diatas penderitaan orang lain.
Kebahagiaan Maura ternyata hanya memberi luka pada Firly, sosok yang selalu membuatnya merasa bahagia ternyata perasaannya berbanding terbalik, Firly justru selalu terluka karena Maura.
Apa Maura sejahat itu sekarang, apa setidak punya hati itu Maura sekarang, seegois itukah Maura sekarang.
Terhadap Firly, Maura ternyata hanya memberi beban padanya.
"Maura"
Suara Firly terdengan jelas di telinga Maura, Maura menoleh saat pintu kamarnya terbuka, itu Firly .... memang selalu seperti itu.