Chereads / Latief / Chapter 29 - 29

Chapter 29 - 29

Santriwan dan santriwati pondok pesantren AL-FATH seperti biasa melaksanakan kegiatan belajarnya setiap hari dan mereka juga mempelajari beladiri dirumah Ustadz Ahfan seperti yang baru-baru beberapa hari mereka lakukan.

"Alhamdulillah beberapa gerakan sudah saya ajarkan kalian dan saya sangat bangga kepada kalian semua karena dengan mudah memahami apa yang saya ajarkan terutama Latief dan Hilman" ujar Ustadz Ahfan

Para santriwan dan santriwati sangat bangga kepada Latief dan Hilman.

"Sekarang saya akan memberikan tantangan yaitu memindahkan air dari sumur yang ada dipinggir rumah saya lalu pindahkan kedalam tong besar ini (Ustadz Ahfan menunjukkan ke sebuah tong besar) dengan menggunakan 2 ember dan 1 kayu, kalian harus memikulnya,apakah kalian sanggup?" ujar Ustadz Ahfan panjang lebar yang diakhiri pertanyaan

"Ya Pa Ustadz kami sanggup" respon seluruh santriwan dan santriwati

"Ayo dimulai dari sekarang!!" perintah Ustadz Ahfan

Lalu para santriwan dan santriwati pun mulai melakukan,satu persatu sudah mencoba dengan berhasil dan sampailah pada giliran Latief,Hilman dan Putra.Ketika mereka bertiga memulai pada saat membawa ember dengan tongkat lalu Putra pun dengan sengaja menyenggol tongkat yang dipukul Latief hingga air yang berada didalam ember tumpah dan Latief juga terjatuh tetapi Putra langsung melanjutkan tanpa menghiraukan Latief berbeda dengan Hilman,ia malah berhenti untuk membangunkan Latief yang jatuh, Ustadz Ahfan hanya melihatnya saja, setelah itu kembali mengambil air disumur sedangkan Hilman melanjutkan jalannya.

Akhirnya tantangan sudah diselesaikan oleh para santriwan dan santriwati.Setelah itu Putra menghampiri Latief.

"Latief,aku minta maaf ya,tadi aku tidak sengaja karena terlalu fokus,tadinya mau menolong kamu tapi aku takut dimarahi Pa Ustadz Ahfan karena tidak melanjutkan"ujar Putra

"Iya tidak apa-apa kok" respon Latief

Lalu Nahla,Halimah dan Alifah menghampiri Latief dan kedua temannya.

"Latief, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Nahla

"Iya aku tidak apa-apa kok" jawab Latief

"Cieee, ada yang khawatir nih" Alifah menyindir Nahla

"Ya tidak apa-apa kan,kita ini cuman teman satu pesantren" Respon Nahla

"Temen apa demen nih?" tanya Alifah lagi sambil menyindir

"Iya kok temen,ya kan Latief?" respon Nahla yang diakhiri pertanyaan untuk Latief

"Iya benar Ning Nahla, kita kan cuman teman lagian kalau misalnya kita suka sama seseorang cukup mengaguminya saja jangan sampai memilikinya tapi bukan status nikah malahan status pacaran,ingat loh jodoh itu ditangan Allah bukan ditangan yang salah" respon Latief panjang lebar

"iya deh iya, aku percaya,ayolah kita lanjutin lagi latihannya" respon Alifah

Setelah itu mereka melanjutkan Latihannya.

1 bulan kemudian

"1 bulan telah kita lewati latihan kita ini, sekarang rencananya saya akan membawa kalian ketempat perguruan teman saya yang bernama Ustadz Maulana Rizan,disana nanti kita akan melakukan tanding dengan muridnya, tapi ingat dengan kepala dingin tidak dengan emosi dan dendam, karena disana kita hanya mengukur kekuatan saja, apakah bisa dimengerti?" ujar Ustadz Ahfan panjang lebar yang diakhiri pertanyaan

"Ya mengerti Pa Ustadz" respon santriwan dan santriwati

"Dikarenakan rumah Ustadz Rizan tidak terlalu jauh dari rumah saya, jadi kita jalan saja sambil bersholawat" ujar Ustadz Ahfan

Lalu mereka pun berjalan kerumah Ustadz Rizan,tak lama kemudian mereka sampai dirumah Ustadz Rizan.

Lalu mereka para murid Ustadz Ahfan menunggu Ustadz Ahfan yang ingin menemui Ustadz Rizan terlebih dahulu.

"Assalamualaikum" Ustadz Ahfan mengucapkan salam kepada Ustadz Rizan

"waalaikumussalam" Ustadz Rizan menjawab salam Ustadz Ahfan

"Kedatangan saya dan murid saya kesini,karena saya ingin mengetahui kemampuan beladiri mereka saya ingin murid anda bertanding dengan murid saya" ujar Ustadz Ahfan

"Baiklah kalau begitu,tapi ingat harus dengan kepala dingin" Ustadz Riza memberi peringatan

"Soal itu sudah saya beritahu kepada murid saya" respon Ustadz Ahfan

Lalu murid Ustadz Ahfan pun melakukan pertandingan dengan murid Ustadz Riza.

"Sambil menunggu pertandingan Latief dengan murid ustadz Riza dimulai,aku akan memberikan minuman obat sakit perut ini kepada Latief agar dia tidak bisa mengikuti pertandingan" ujar Putra dalam hati

Lalu setelah beberapa lama pertandingan dimulai ternyata lebih unggul murid Ustadz Ahfan dibanding Ustadz Riza, dan sampailah bagian Hilman yang tarung dan Hilman juga menang dalam tarung tersebut, setelah itu tinggal giliran Latief yang akan tarung lalu Putra pun mendekati Latief.

"Latief, supaya lebih bugar lagi kamu minum ini dulu ya" Putra menawarkan minum kepada Latief

"Okay, terimakasih" jawab Latief lalu menerima minuman dari Putra dan meminumnya

"Latief, sekarang giliran kamu yang bertanding" perintah ustadz Ahfan

"Baik Pa Ustadz" jawab Latief

Setelah itu Latief maju ketempat pertandingan tapi tiba-tiba dia merasa sakit perut.

"Pa Ustadz,saya merasa sakit perut" ujar Latief

"Kamu duduk dulu sebentar" perintah Ustadz Ahfan

"Pa Ustadz,bagaimana jika saya saja yang menggantikan Latief" ujar Putra menawarkan dirinya untuk bertarung

"Baiklah jika kamu yakin" jawab Ustadz Ahfan

Setelah itu,Putra bertarung dengan salah satu murid Ustadz Riza sedangkan Latief sedang duduk karena tiba-tiba sakit perut.

"Coba kamu tahan nafas dan simpan didalam perut" perintah Ustadz Ahfan

"Baiklah Pa Ustadz" jawab Latief

Setelah itu,Latief melakukan apa yang diperintahkan oleh Ustadz Ahfan dan akhirnya sakit perut itu sembuh.

"Bagaimana?,sudah sembuh? " tanya Ustadz Ahfan

"Alhamdulillah Pa Ustadz,sudah sembuh, terimakah" jawab Latief

Setelah Latief sembuh putra pun selesai dalam pertandingan dan ia juga menang.

"Kamu mau tetap mengikuti pertandingan atau istirahat saja? " tanya Ustadz Ahfan kepada Latief

"Saya akan mengikuti pertandingan"  jawab Latief

"Baiklah, kalau begitu, ingat harus dengan kepala dingin" Ustadz Ahfan memberi peringatan

"Siap Pa" jawab Latief

Lalu Latief pun mengikuti pertandingan dan akhirnya Latief juga menang, Ustadz Ahfan sangat bangga kepada Latief

"Ahfan, murid kamu sangat hebat, bisa mengalahkan muridku" Ustadz Riza memuji murid Ustadz Ahfan

"Terimakasih atas pujiannya Riza " respon Ustadz Ahfan

Jangan lupa vote dan komennya ya

Ouh iya bagi kakak - kakak yang sudah setia membaca cerita saya,saya minta bantuan collectionnya.Mohon dukungannya ya

Terimakasih