Chereads / Latief / Chapter 18 - 18

Chapter 18 - 18

Hari terakhir jambore muslim

Seperti biasa para santriwan dan santriwati menyetorkan hafalannya masing - masing setelah sholat shubuh,hanya yang berbeda dihari ini yaitu para santriwan dan santriwati tidak lagi mengikuti lomba atau kegiatan lainnya melainkan pada pagi hari mereka hanya dibebaskan melakukan kegiatan apa saja sampai tengah hari dan dilanjutkan dengan kegiatan belajar dan dimalam harinya mereka mendengarkan ceramah sebagai kegiatan penutup.

"Alhamdulillah,akhirnya kegiatan jambore muslim ini bisa kita selesaikan,besok pagi kita sudah bisa pulang kepesantren,aku sangat rindu dengan pesantren" ujar Latief

"Iya,bagaimana jika dihari terakhir ini kita ke air terjun sambil memurojaah hafalan kita" ujar Hilman

"Iya aku setuju,kalau kamu setuju gak,Putra?" tanya Latief

"Ouh,iya aku setuju" jawab Putra

"Tapi sebelum kita kesana,kita harus izin dulu ke Pa Ustadz Ahfan" ujar Hilman

"Yaudah sekarang kita temui Pa Ustadz Ahfannya" ujar Latief

Pada saat mereka ingin menemui ustadz Ahfan,mereka didatangi oleh Alifah,Halimah,dan Nahla.

"Kalian mau pada kemana?" tanya Alifah

"Kita mau ke Pa Ustadz Ahfan" jawab Latief

"Emangnya kalian mau ngapain ?" kali ini yang menanyakan Halimah

"Kita mau ke air terjun sambil memurojaah hafalan,kan asyik tuh kalo menghafal disekitaran air terjun" jawab Hilman

"Kita boleh ikut gak?" tanya Alifah

"Boleh kok" jawab Hilman,Latief dan Putra

Setelah mereka berbincang - bincang,lalu mereka menemui ustadz Ahfan.

"Assalamuaikum" mereka ber enam mengucapkan salam kepada Ustadz Ahfan

"Waalaikumussalaam,ada apa ini datang ke bapa ramai - ramai?"

"Kita mau minta izin ke air terjun,sambil memurojaah hafalan kita masing - masing" jawab Hilman

"Ouh iya silahkan,tetapi gak boleh lama - lama ya" ujar ustadz Ahfan

"Okay Pa,kalo gitu kita berangkat sekarang ya Pa,assalamualaikum" ujar Latief

"Waalaikumussalaam" jawab Ustadz Ahfan

Setelah mereka meminta izin kepada Ustadz Ahfan lalu mereka pergi ke air terjun tersebut,selama dalam perjalanan mereka tidak banyak berbicara,karena lebih baik berdzikir dalam hati,daripada membicarakan hal yang tidak penting.

Setelah beberapa lama akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.

"Alhamdulillah,kita sudah sampai,sekarang kita mulai aja hafalannya,tapi dari siapa dulu ya?" ujar Latief yang diakhiri pertanyaan

"Yaudah aku dulu aja" ujar Putra dengan percaya diri

"Ouh iya boleh,sekarang kamu udah lancar ya" ujar Hilman

"Iya,alhamdulillah"

Selama Putra mengikuti kegiatan jambore muslim ia menjadi fasih dalam melafalkan ayat - ayat Al Qur'an,tetapi tujuan Putra yang tidak baik yaitu ingin mengalahkan hafalan Latief supaya dia yang mewakili pesantren untuk lomba.

Lalu Putra memulai memuroja'ah hafalannya dan yang lainnya mendengarkan takut ada kesalahan dalam melafalkan hafalanmya tetapi dari awal hingga akhir Putra tidak ada kesalahan dalam melafalkan hafalannya,teman - temannya yang melihat Putra lancar dalam hafalannya sangat bangga dan bahagia.

"Wah kamu hebat Putra makin lancar aja hafalannya" kagum Nahla kepada Putra

"Alhamdulillah,ini semua berkat motivasi dari kalian,sekarang siapa yang mau merojaah hafalannya?" ujar Putra yang diakhiri pertanyaan

"Aku dulu boleh gak?" tanya Alifah

"Ouh iya silahkan" jawab Latief

Lalu Alifah memulai moroja'ah hafalannya,setelah itu dilanjutkan oleh Hilman,berikutnya Halimah lalu Nahla dan yang terakhir Latief,semua teman - temannya kagum menderkan Latief melantunkan ayat - ayat Al - Qur'an dan bangga karena Latief tinggal menghafalkan beberapa surat lagi untuk hafal juz 30.

"Kamu juga hebat Latief sama seperti yang lainnya,apa lagi Hilman hafalannya hampir menyusul Latief,ouh iya kamu itu yang akan mewakili pesantren kita ya?" ujar Nahla yang diakhiri pertanyaan

"Lah kok kamu tahu?"

"Aku tahu dari ayah aku" jawab Nahla

"Ayah kamu ngajar dipesantren juga?" tanya Latief

"Ayah aku itu yang menjadi pengasuh pesantren kita yaitu Pa Kyai Mahfuz" jawab Nahla

"Astagfirullah,Ning Nahla aku minta maaf aku tidak tahu kalo kamu itu anak Pa Kyai Mahfuz" ujar Latief kaget

"Lah kamu baru tahu Latief?,maksudnya Ning itu apa ya?" tanya Alifah penasaran

"Iya aku baru tahu,Ning itu panggilan untuk anak perempuan dari pengasuh pesantren" jawab Latief

"Kalo anak pembimbingnya laki - laki dipanggilnya apa?" Alifah

"Untuk anak laki - lakinya suka dipanggil "Gus" " jawab Latief

"Wah kamu hebat Latief,kamu itu serba tahu" kagum Alifah

"Alhamdulillah,aku juga itu dikasih tahu ayah aku,Ning Nahla aku sekali lagi minta maaf ya" ujar Latief malu

"Tidak apa - apa kok gak manggil nama aku pakai Ning juga,kamu mau panggil aku pake nama langsung juga gak apa - apa kok" jawab Nahla dengan rendah hati

"Berarti mulai sekarang kita harus manggil Nahla dengan kata "Ning" " ujar Halimah

"Gak apa - apa kok,gak pakai juga kok,kan kita seumuran,dan lagian juga yang jadi pembimbing kan ayah aku bukan aku" ujar Nahla dengan rendah hati

"Wah kamu sangat rendah hati" kagum Latief

"Ciee ada yang kagum nih" ujar Alifah,Halimah dan Hilman

"Ya gak apa - apa lah,kan cuman sekedar teman" ujar Latief

"Iya bener tuh" ujar Nahla

Setelah perbincangan mereka,salah satu dari mereka ada yang sadar bahwa Putra dari tadi diam saja.

"Putra,kamu kenapa diam saja dari tadi?" tanya Latief

"Ouh,gak apa - apa kok" jawab Putra dengan ramah,padahal dalam hatinya memiliki rasa syirik kepada Latief karena Latief banyak yang mengagumi.

"Ouh yaudah sekarang kita balik lagi ketenda jangan terlalu lama,takutnnya dicariin" ajak Latief

Setelah itu mereka pulang lagi ketempat tenda,seperti biasa tidak ada yang berbicara dalam perjalanan ketenda.

Tibalah malam hari

Dimalam harinya mereka mendengarkan ceramah sebagai acara penutupan,sebelum acaranya dimulai Latief,Hilman dan Putra didatangi oleh ustadz Nizam.

"Assalamualaikum" Ustadz Nizam mengucapkan salam

"Waalaikumussalaam" mereka bertiga menjawab salam Ustadz Nizam

"Maaf mengganggu,Ustadz mau ngasih tahu ke Latief bahwa sebelum acara dimulai,pembukaam dimulai dengan Tilawah Al - Qur'an,apakah Latief bersedia?tanya ustadz Nizam

"Ouh iya dengan senang hati saya bersedia,saya harus baca surat apa ya Pa Ustadz" jawab Latief

"Kamu hanya membaca surat Ar - Rahman ayat 1 -13" jawab ustadz Nizam

"Ouh iya Pa siap" jawab Latief

Mendengar itu Hilman sangat senang jika temannya diberi perintah itu,tetapi berbeda denga Putra ia semakin syirik kepada Latief.

Setelah itu Latief menaiki panggung dan diberi tepuk tangan oleh para santriwan dan santriwati.

"Ning Nahla,lihat itu Latief naik kepanggung mau baca Al - Qur'an" Alifah memberitahu Nahla

"Ouh iya ya,dia hebat sekali,bagus lagi lagamnya juga" kagum Nahla

"Iya bener" respon Halimah

Setelah Latief membaca Al - Qur'an lalu dilanjut dengan ceramah,setelah ceramah selesai para santriwan dan santriwati kembali ketenda masing - masing karena sudah larut malam.

Jangan lupa vote dan komennya ya

Maaf kalo cerita yg author buat ada kesalahan dalam penulisannya