Chereads / The Remarriage / Chapter 4 - Mulai Syuting

Chapter 4 - Mulai Syuting

Satu bulan kemudian Hana memulai proses syutingnya. Karena film itu bergenre action. Secara khusus Hana pun mengikuti kelas bela diri terlebih dahulu. Dia mengambil kelas karate dan jujitsu sebelum syuting. Dan hasilnya Hana cukup tangguh juga. Karena dulunya memang dia sering latihan bela diri silat bersama abangnya, dan tidak susah juga untuk Hana mengikuti kelas itu.

Persiapan syuting Hana harus rela berpindah-pindah lokasi dan tempat bahkan rencananya syutingnya pun di beberapa negara. Hana merasakan lelahnya jadi seorang aktris yang harus syuting dengan berbagai macam situasi yang kadang membuat Hana menyerah. Tapi saat dia merasa lelah, Intan selalu mengingatkannya untuk mengingat kalau Hana ingin hidup lebih baik.

"Aku pasti bisa, ini adalah jalanku untuk bisa merubah nasibku dari Hana yang direndahkan orang, menjadi Hana yang menjadi sorotan banyak orang." Hana terus menyemangati dan mensugesti dirinya agar bisa bekerja lebih keras lagi.

Saat semua kru dan pemain istirahat di sela kegiatan syuting. Kyle menghampirinya yang sedang minum air mineral. Melihat Kyle yang datang Hana sampai tersedak. Karena ini adalah pertama Kyle menghampirinya secara personal.

"Bagaimana perasaanmu setelah beberapa hari ini kita syuting?" tanya Kyle.

"Hmm, aku cukup menikmatinya kok, dan merasa bersemangat."

"Bagaimana dengan lukamu kemarin?" tanya Kyle menanyakan luka di bagian tubuhnya saat proses syuting kemarin Hana sempat cedera karena adegan yang cukup sulit kemarin.

"Ah ini, tidak apa-apa, cuma terkilir sedikit dan sudah baikan." kata Hana sambil memutar-mutar lengan kanannya.

"Hmmm, syukurlah!"

Hana terkesima melihat ketulusan Kyle. Ternyata Kyle orangnya baik dan ramah. Selain cantik, pintar, berkharisma, Kyle sesungguhnya pribadi yang lembut. Pantas saja Aksa jatuh hati padanya.

"Siap untuk adegan romance-nya?" tanya Kyle.

"Ya tentu saja."

"Supaya kita dapat adegan gambar adegannya yang bagus. Aku ingin kamu dengan Zack Lou latihan dulu untuk adegan itu!"

"Siap."

Hana kemudian celingukan mencari-cari lawan mainnya itu. Dan rupanya dia sedang berjalan juga ke arahnya. Zack kemudian menghampiri Hana dan duduk di sebelah Hana. Kyle kemudian memberikan ruang dan waktu untuk kedua pemainnya itu bisa leluasa latihan dan diskusi untuk adegan syuting selanjutnya.

"Hana, apakah sebelumnya kamu pernah beradegan ini sebelumnya?" tanya Zack pada Hana.

Pertama Hana melihat aktor keturunan campuran itu dengan sedikit terpesona. Wajahnya yang tampan, badannya yang tinggi dan astaga dia membuka kemejanya itu dan memperlihatkan roti sobeknya dengan vulgar. Cuaca di lokasi memang sangat panas dan mungkin membuat Zack harus membuka semua kancing bajunya. Hana sampai menelan ludah melihat bentuk badan Zack yang berotot dan seksi itu.

"Kau mendengarkanku?" tanya Zack sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Hana yang tidak berkedip.

"Eh, maaf. Aku sedang tidak fokus," jawab Hana tersipu.

"Kenapa tidak fokus, apa kau sedang teringat dengan kekasihmu?" tanya Zack menatapnya dengan tatapan super cute.

"Ah, aku tidak punya kekasih," kata Hana gelagapan.

"Benarkah, jadi tidak akan menjadi masalah kalau kita ...." Zack kemudian beranjak dari tempat duduknya, lalu berpindah posisi ke depan Hana dengan sedikit mencodongkan tubuhnya ke arah Hana.

Sesaat Hana memang gugup ketika Zack mencodongkan tubuhnya ke arahnya. Tapi Hana dengan sikap berani dan cueknya dia pun membalas Zack.

"Tidak masalah, kita bisa latihan dulu," jawab Hana sambil menatap kedua mata Zack.

"Kau pintar membaca situasi," Zack kemudian berjongkok di depan Hana. Zack memang sedang berusaha mencari chemistry-nya dengan Hana.

"Tapi mungkin pacarmu yang tidak akan rela," sambung Hana sambil berusaha menyentuh wajah Zack. Hana juga sama, dia hanya bersikap profesional saja. Dia ingin menemukan chemistri-nya.

"Aku belum punya pacar. " Jawab Zack.

"Masa iya, aku baca kok artikel beritamu dengan penyanyi itu," bantah Hana. Tapi Zack tidak menjawab dia hanya memandangi wajah Hana tanpa berkedip.

"Kamu sangat cantik, aku jadi gugup!" kata Zack sedikit terdengar merayu.

Hana tertawa kecil menanggapinya. Lalu Hana mencoba menyentuh wajah Zack untuk memulai kedekatannya dengan Zack.

Zack membiarkan Hana menyentuh wajahnya. Kedua matanya mencoba memandang wajah cantik Hana dengan penuh penghayatan. Sedangkan Hana dia mencoba melemparkan senyumannya saat kedua mata mereka bertemu

Dalam khayalan Hana. Orang yang di hadapannya dia bayangkan adalah Aksa. Hana tidak bisa kalau dia tidak membayangkan Aksa.

Zack kemudian melepaskan tangan Hana yang menyentuh pipinya. Lalu dia menyentuh bibir tipis Hana dengan jari tangannya. Merasakan lembut dan kenyalnya bibir Hana melalui usapan jempolnya. Hana tersenyum melihat keberanian Zack padanya.

Lalu pandangan Zack beralih ke arah bibir tipis Hana yang sedikit terbuka. Sungguh tergoda untuk segera melumat bibir Hana yang seksi itu. Melihat Zack yang terus menerus melihat bibirnya Hana merasa sedikit tidak nyaman dan akhirnya Hana menyingkirkan jari jemari Zack yang sedang mengusap-usap bibirnya.

Dari jauh Kyle hanya bisa memperhatikan keduanya dengan perasaan was-was juga. Dia takut kalau mereka berdua tidak bisa mendapatkan chemistry-nya.

"Kamu berarti belum pernah adegan kissing sebelumnya?" tanya Zack yang terus fokus ke arah bibir Hana yang pink dan tipis menggodanya.

"Kalau urusan itu apa itu penting?" tanya Hana kemudian menarik sudut sebelah bibirnya sinis karena Zack terlalu meremehkannya.

"Tentu saja, aku tidak mau melakukan kesalahan nanti pada saat pengambilan gambar, kita berdua harus bisa melakukannya dalam sekali take. Apa kamu mau take berulang-ulang untuk itu?" tanya Zack sambil tersenyum saat melihat Hana yang langsung terkejut mendengarnya.

Hana merasa tak percaya diri. Terakhir dia berciuman adalah ketika dia bersama dengan Aksa dulu. Dan itu saja pernah dikomplen Aksa karena Hana terlalu kaku. Dan sekarang untuk sebuah film, tentu saja adegan itu harus bisa terlihat natural dan bagus.

"Sepertinya kita harus latihan dulu ciuman!"

"Apa?" Hana merasa belum siap.

"Jangan malu, anggap saja kau sedang berciuman dengan kekasihmu!"

Hana hanya membuang muka menjawabnya. Bagaimana ini? Gawat.

Menolak nanti bisa di cap kurang profesional. Kalau setuju rasanya Hana merasa malu dan takut. Ini adalah pertama kalinya dia akan berciuman dengan pria selain Aksa.

"Rileks saja, kamu nanti lama-lama juga akan terbiasa melakukan scene ini," ucap Zack memberi masukan. Sebagai senior Zack mungkin merasa harus membimbing dan memberikan arahan pada Hana yang masih dibilang aktris pendatang baru.

"Nanti malam, aku mau mengajak kamu makan malam bagaimana, kau mau?" tanya Zack.

Hana mengangguk. Dia pikir Zack mengajaknya makan malam hanya demi membangun chemistry di antara mereka.

Kemudian Zack mengusak puncak kepala Hana sambil tersenyum. Lalu dia berdiri dan mengasongkan tangannya. Hana kemudia meraih tangan Zack sehingga tubuhnya yang tadi dalam posisi ditarik Zack sampai pada akhirnya Hana berdiri tepat di hadapan Zack. Wajah Zack yang terlalu dekat dengannya membuat Hana terkesiap dan merasa belum siap sedekat itu. Namun Zack perlahan dengan lembut meraih pinggang Hana dan mendekatkan wajahnya pada Hana.

Lima belas senti ...

Sepuluh senti ...

Lima senti jarak bibir mereka akan bertemu. Dengan mata sedikit terbelalak Hana melihat wajah Zack yang super dekat itu. Aroma mint dari bibirnya membuat Hana tak sadar sedikit membuka bibirnya. Mata sayu Zack menghipnotis Hana yang saat ini memang sedikit terbawa suasana.

Braaaaaaakk. Buuukk

Terdengar suara benda berat terjatuh membuat keduanya kaget dan spontan langsung melihat ke sumber suara. Terlihat seseorang yang sedikit kebingungan melihat perlengkapan kamera yang terjatuh ke tanah. Orang itu sedikit terkejut dan berusaha untuk memperbaiki posisi perlengkapan syuting itu. Sekilas Hana nampak kenal dengan sosok laki-laki jangkung berkemeja dan berkacamata hitam yang sesekali melihat ke arahnya sambil membereskan kekacauan yang dibuatnya.

Zack kemudian tidak mengacuhkannya lagi. Dia kemudian menatap wajah Hana lagi yang sekarang seperti sedang tak hentinya memperhatikan ke lokasi yang berantakan karena orang itu.

"Hana, can you look at my eyes again!" kata Zack kembali agar Hana bisa fokus lagi dengan latihan adegan romance-nya.

"Siapa dia, kok kayaknya enggak asing?" batin Hana yang tidak menghiraukan permintaan Zack.

Karena Hana yang tidak menggubrisnya. Terpaksa Zack menarik dagu Hana dan menghadapkan wajah Hana ke depannya.

"Kita tidak punya waktu, kau harus bisa membuat scene ini mudah oke. Dan aku tidak mau bekerja dengan orang yang tidak bisa bersikap profesional," kata Zack sedikit dengan nada yang tegas.

Hana merasa seperti dicambuk dengan perkataan Zack barusan. Dan Hana merasa bersalah dengan sikapnya tadi.

"Oke, maaf."

Zack kemudian kembali menatap mata Hana dengan tajam seolah dia hendak memakannya. Beberapa detik kemudian. Zack kemudian mendaratkan bibirnya di permukaan bibir Hana. Mengecupnya tanpa membuka bibirnya sama sekali. Hana seperti robot tak bisa bergerak karena Zack. Samar-samar dia mendengar suara Kyle yang berteriak memanggil sebuah nama yang sudah lama dia tidak dia dengar.

Belum satu menit itu berlangsung, Hana merasa kalau tubuhnya serasa ditarik ke belakang.

Hana penasaran siapa yang menarik tubuhnya itu. Lalu dia menoleh ke arah belakangnya. Dia sungguh shock saat melihat sosok yang tengah berada di belakangnya dengan sorot tatapan mata yang tajam.

Bersambung ....

===Studio Imajinasi Author===

"Hei kalian sudah sampai chapter ini, gimana apa kalian sudah merasa tertarik dengan kelanjutannya?"

"Luangkan waktu untuk memberikan review ini dulu dong Zeyenk! Agar novel ini bisa terus maju ke ranking yang bikin Author senang guling-guling!"

"Semakin banyak vote Power Stone yang terkumpul. Bukankah itu pertanda baik?"