"Dia adalah ...." Sebelum Fuyuki selesai melanjutkan perkataannya, seorang wanita paruh baya memanggil namanya di kejauhan, dengan begitu lembutnya ....
"Fuyuki ...."
Ucapnya pelan dan bertelanjang kaki, Fuyuki yang mendengar kelembutan suara itu segera menoleh.
Begitu dia melihatnya ... itu adalah wanita yang dia cari, bercelana cokelat, dan memakai atasan wanita coklat muda, berjas putih lalu rambutnya disanggul di belakang dan memakai kacamata ....
Tentu saja, hanya dari suaranya saja dia mengetahuinya.
Fuyuki terbelalak terkejut dan dia merasa tak sanggup menggenggam pedangnya lagi, dia berlari kecil dan berusaha mendekapnya dengan mulut sedikit terbuka lebar dan setetes air mata yang terjatuh dari matanya.
Ibara seketika tertunduk dengan ekspresi sedih nan penuh kerinduan, dia tampak tidak bisa melihat anaknya yang berlari menghampirinya ini.
Semua penjaga yang ada di sana terheran, perlahan es yang tadinya kuat itu perlahan meleleh.