Chereads / IMPIAN EMAK UNTUK IFA / Chapter 23 - HOLIDAY

Chapter 23 - HOLIDAY

Happy Reading 🥰

Baru tadi pagi Ifa dan teman-temannya berangkat liburan, tapi hati Rizky sudah mulai gelisah. Ia merasa kehilangan Ifa. Apalagi kalau ingat tadi pagi sikap Fadil manis sekali pada Ifa dan tatapan penuh kemenangan terlihat dari matanya. Huuh.. pengen gue colok tuh mata biar nggak bisa ngeliatin istri gue. Apalagi di pesawat mereka akan duduk bersebelahan. Tau begitu si Ifa gue suruh naik kelas bisnis deh. Eh tapi pesawat yang tadi mereka naiki tidak ada kelas bisnis. Maklum liburan murah meriah mahasiswa😄

Tadi siang Ifa mengirimkan foto hotel yang akan mereka tempati selama di Lombok.

Ifa, my wife : Ky, kapan-kapan kita kesini yuk.

Babang Chico : Honeymoon?

Ifa My Wife: Liburan sama keluargalah

Babang Chico: Kalo rame-rame mah ke Puncak aja cukup😄

Ifa My Wife: Idih, pelit banget sih.

Babang Chico: Kalau tempat kayak gitu enaknya honeymoon, Yang.

Rizky senyum-senyum sendiri membayangkan pergi honeymoon, yang entah kapan bisa terlaksana. Sekarang mah mengkhayal aja dulu. Mumpung mengkhayal nggak bayar.😄

⭐⭐⭐

"Ipah, bangun. Shalat subuh dulu. Cil bangun. Ayo buruan shalat subuh dulu." Alana membangunkan kedua sahabatnya. Kebetulan mereka bertiga sekamar.

"Masih gelap banget Al. Gue masih ngantuk." Ipah kembali memeluk guling.

Alana geleng kepala melihat kelakuan para sahabatnya. "Pah, ayo buruan bangun. Nanti gue diomelin Rizky kalo shalat lo kelewat. Tadi dia telpon elo."

Mendengar nama Rizky, mata Ifa langsung terbuka lebar. Tanpa banyak omong Ifa bangun dan bersiap-siap shalat. Alana tersenyum melihatnya.

"Cilla... ayo bangun. Subuhan dulu. Nanti keburu siang lho."

Bukannya bangun Cilla malah mengigau menyebut-nyebut nama Athar. "Iya bang athar. Cilla mau kok tapi pelan-pelan ya...."

Alana dan Ifa berpandangan. Waduh, mimpi apaan tuh si Cilla?

"Bukan disitu bang. Belum berasa.. iya iya disitu.... enak bang... enak..."

Ifa langsung mengambil bantal dan memukulkannya ke Cilla. Idih, nih anak mimpi jorok deh. Cilla langsung terbangun setelah bantal mendarat di wajahnya.

"Apaan sih pake pukul-pukul segala? Ngajak gelut ya?" Cilla kembali hendak merebahkan dirinya.

"Eeh.. jangan tidur lagi. Sudah jam 6 nih. Elo nggak subuhan?" Cegah Alana.

"Apa? jam 6? Kok elo nggak bangunin gue sih Al. Telat deh subuhan gue. Kalian tega banget sih." Cilla bangun sambil ngomel-ngomel.

"Iya neng, jam 6 Waktu Indonesia Timur." Alana dan Ifa tergelak melihat Cilla panik. "Cil, elo mimpi apaan sih?"

Cilla terdiam tidak menjawab pertanyaan Ifa.. Dia memandang sekitar dan tampak berpikir keras. Kemudian dia nyengir sendiri. Oh iya, saat ini mereka sedang di Lombok. Yeaay liburan setelah berbulan-bulan disibukkan dengan kuliah. Kemarin siang saat baru sampai mereka hanya bermain-main di kolam renang hotel. Rencananya hari ini mereka akan menuju Gili Trawangan dan menginap disana.

Saat sarapan pagi, Fadil duduk di sebelah Ifa. "Fa, sarapannya jangan banyak-banyak."

"Hehehe... biasanya juga nggak banyak, Dil. Tapi karena sekarang lagi liburan aku mau puas-puasin makan."

"Elo lupa nanti kita akan nyebrang ke Gili Trawangan?"

"Ingatlah.. makanya sekarang makannya banyak. Kuatir disana nggak ada makanan enak."

"Kalau makan kebanyakan, gimana kalau nanti mual? Kita kan nyebrangnya pakai perahu Kayu. Atau kamu mau naik perahu cepat? Biar aku temani."

"Nggak ah, enakan naik perahu kayu bareng yang lain."

"Ya sudah, nanti jangan lupa minum antimo sebelum nyebrang."

"Duh perhatian amat sih sama Ifa," ledek Onit yang duduk dekat mereka. "Jangan cuma Ifa dong yang lo pikirin."

Fadil hanya nyengir diledek oleh Onit. "Tenang, gue sudah siapin antimo yang banyak. Yang butuh bilang aja ya. Tapi gak papa juga kan kalo gue jagain Ifa. Kan dia bendaharanya. Kalau dia sakit, kita yang repot."

"Aah modus lo." Ledek Bagas, salah seorang teman mereka. "Daripada lo perhatian sama Ifa yang sudah punya tunangan, mendingan lo perhatiin si Mutia yang jelas-jelas naksir sama elo dan masih jomblo pula."

"Sudah ah, kenapa jadi ngebahas hal nggak penting sih. Yuk kita siap-siap berangkat." Ajak Meta yang mereka tunjuk sebagai tour leader.

⭐⭐⭐

3 jam kemudian mereka telah sampai di Gili Trawangan. Mereka segera membagi kamar. Kali ini Ifa sekamar dengan Onit dan Meta.

"Gila, keren nih tempat. Siapa yang pilih tempat ini?" Tanya Ifa. "Elo Met?"

"Waktu itu gue pilih beberapa tempat, Fadil yang mutusin nginap disini."

"Seleranya lumayan juga." Gumam Ifa.

"Pah, lo tau nggak apa yang dia bilang ke gue pas dia pilih tempat ini?"

"Apa?"

"Tempatnya romantis. Jangan-jangan dia mau nembak elo malam ini Pah." Ucap Meta.

"Ah, mana mungkin. Dia kan sudah tau kalau gue punya tunangan."

"Dia itu berprinsip, sebelum janur kuning melengkung, gass pooolll. Masih ada tikungan buat nyalip"

"Emangnya lagi balapan?" Tanya Ifa. Tiba-tiba Ifa kangen pada Rizky. Kok gue kangen sama dia ya? Batin Ifa sambil ngecek ponselnya. Kok dia belum telpon gue ya.

"Pah, kenapa lo kayak orang bingung gitu sih? Bolak balik liat hp mulu. Kangen lo ya sama babang Chico?" Ledek Meta. "Hm... kayaknya rasa lama muncul lagi. Apa susahnya sih kalian berdua saling berterus terang?"

"Terus terang, terang teruuuus." Sambar Cilla dan Alana yang bergabung dengan mereka. "Lagi ghibah apaan sih?"

"Siapa yang ghibah? Teman kita yang satu ini lagi bingung lakinya belum telpon juga dari tadi. Padahal biasanya tiap jam telpon. Kayak nggak ada kerjaan aja."

"Elo kangen Rizky?" Tanya Alana. "Emangnya sejak subuh tadi dia belum telpon elo lagi?" Ifa menggeleng.

"Sebenarnya gimana sih perasaan lo ke dia, Pah?" Tanya Cilla penasaran. "Elo cinta sama dia?"

"Sudah ah, nggak usah bahas dia. Kita kan lagi liburan." Ifa berusaha menutupi kegelisahan hatinya.

Tiba-tiba... drrtt.. drrtt...

Ifa melihat ponselnya. Ada pesan masuk dari Rizky. Wajah Ifa langsung cerah. Para sahabatnya yang melihat perubahan itu langsung keluar kamar.

Babang Chico: Yang, sudah makan? Lagi dimana? Lagi ngapain? Kangen sama gue nggak?

Belum sempat Ifa menjawab, ponselnya berbunyi lagi.

"Assalaamu'alaikum sayang," terdengar suar Rizky. Suara yang dirindukannya. Eh, kata siapa gue rindu sama dia.

"Wa'alaikumussalam. Iya Ky, ada apa?"

"Lagi dimana? Sudah makan siang belum?"

"Oh, baru sampe Gili Trawangan nih. Baru masuk kamar. Belum makan. Sebentar lagi."

"Jangan lupa makan siang ya."

"Iya"

"Ipah, gue kangen."

Ifa terdiam. Gue juga kangen sama elo Ky, bisiknya dalam hati. "Apaan sih pake kangen segala. Lebay ah."

"Emang nggak boleh kangen sama istri sendiri? Jangan-jangan elo lupa kalau sudah punya suami ya. Mentang-mentang ada cowok lain yang perhatian."

"Biasa aja kali. Elo cemburu?"

"Iya gue cemburu. Gue nggak tenang ngelepas elo liburan sama cowok lain."

Hati Ifa menghangat mendengar jawaban Rizky.

"Nggak usah cemburu. Gue kan liburannya rame-rame, bukan berdua dia doang."

"Perasaan gue tetap nggak tenang. Dia pasti bakal nempel kamu terus. Kalau bisa, pengen rasanya gue terbang ke sana sekarang juga. Sayangnya kerjaan gue nggak bisa ditinggal."

"Tenang aja, lima hari nggak lama kok."

"Buat gue lima hari terasa setahun Pah. Nggak enak tidur sendiri, nggak ada yang dipeluk."

"Kan ada guling. Pakein aja tuh guling baju tidur gue, terus elo peluk deh. Hehehehe.."

"Ya bedalah. Memeluk elo itu hangat, Pah. Ada lekukan seksinya. Kalau guling mana ada seksinya. Kalo ada elo kan enak bisa dipeluk dan dicium"

"Sabar ya bang sampai gue pulang."

😋

⭐⭐⭐