Chereads / IMPIAN EMAK UNTUK IFA / Chapter 19 - KEUWUAN CILLA - ATHAR

Chapter 19 - KEUWUAN CILLA - ATHAR

Happy READING❤❤

"Nit, ajarin gue dong." Rengek Cilla pada Onit. Saat itu mereka sedang berada di gazebo di rumah Cilla.

"Yang mana sih? Emangnya elo belum ngerti juga yang tadi dijelasin bu Bertha?" Tanya Onit

Cilla menggeleng lemah. Dari tadi dia mencoba mengulang apa yang diajarkan bu Bertha tapi sepertinya otaknya buntu. Cilla pengen nangis.🥺

"Makanya otak lo sering-sering dipake buat belajar. Bukan cuma buat cari jodoh." Ucap Onit sadis sambil mengeplak kepala Cilla pakai buku.

"Oniiit.... tega bener sih lo. Kepala gue jangan dikeplak mulu dong. Nanti gue tambah bego." Cilla mulai menangis. Pas pada saat itu Alana, Ifa dan Meta datang sambil membawa martabak.

"Kenapa lagi sih Nit?" Tanya Alana sambil memeluk Cilla yang mulai sesenggukan. Alana memang berhati lembut. Nggak heran bang Zayyan cinta banget sama dia, pikir Ifa.

"Nggak usah nangis lagi Cil. Cuma digetok dikit aja kok ngambek. Lagian kenapa sih elo mendadak rajin banget belajar. Biasanya asal dapat nilai B atau C kan sudah cukup buat elo," ujar Alana sambil mengelus kepala Cilla.

"Elo lupa Al? Cilla kan pengen dihalalin sama bang Athar yang katanya ganteng itu. Iya kan Cil?" Tanya Meta sambil menikmati sebungkus opak.

"Elo serius suka sama kak Athar?" Cilla mengangguk.

"Kenapa nggak undang kak Athar aja buat ngajarin elo. Sekalian kita belajar bareng."

"Emang dia mau?" Tanya Cilla khawatir.

"Coba aja lo telpon dia." Meta menyemangati Cilla. "Sekali dayung 2 3 pulau terlampaui."

"Ngapain bawa dayung? Emang siapa yang mau naik perahu?"

"Dasar Cilla bego. Itu pribahasa, dodol." Onit gregetan melihat kebegoan Cilla.

"Onit mah suka jahat gitu sama gue." Cilla mulai sesenggukan lagi. Saat itulah....

"Assalamu'alaikum." Terdengar suara berat memberi salam.

Semuanya menjawab sambil menoleh ke arah pemilik suara. Cilla langsung berhenti menangis melihat siapa yang datang.

"Eh, ada bang Athar ganteng. Kok bisa tahu rumah Cilla? Ada apa datang kesini?"

"Buat ngelamar kamu," jawab Athar singkat dengan muka datar. Cilla terpaku mendengar jawaban Athar. Situasi saat itu seperti adegan film yang di pause. Semua orang terdiam.

"Tapi bo'ong." Lanjut Athar tetap dengan muka datar.

Cilla langsung semaput. Untung ada Meta dan Ifa yang berdiri di dekatnya sehingga bisa menahan tubuh Cilla. Athar yang melihat hal itu langsung mengangkat tubuh Cilla dan membawanya ke bale-bale yang ada di gazebo. Onit langsung mengambilkan air minum. Alana mengambil minyak kayu putih dan membalurkannya sedikit di hidung Cilla. Tak lama Cilla tersadar dan yang pertama dilihatnya adalah Athar yang memandangnya dengan tatapan penuh kekhawatiran. Ah, ini cuma halu, pikir Cilla. Ia menutup matanya kembali dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir mimpi itu. Yang lain menahan tawa melihat kelakuan Cilla.

"Kamu sudah sadar?" Suara Athar terdengar merdu di telinga Cilla.

"Ah, ini pasti mimpi," ucap Cilla. "Sadar Cil, ini halu."

"Ini bukan halu, bukan mimpi Cil,"

Cilla langsung bangkit dan duduk di bale-bale. Yang lain dengan penuh pengertian meninggalkan mereka berdua.

"Bang Athar ada apa datang kesini? Jangan bercanda soal lamar melamar. Nanti Cilla pingsan lagi nih."

Athar tertawa perlahan dan menjawil pucuk hidung Cilla. Itu saja sudah membuat Cilla panas dingin. "Saya kesini karena janjian mau ketemu sama Rizky. Nanti dia mau jemput Ifa."

"Ooh... "

"Sekalian saya mau ngajarin kamu biar bisa dapat nilai A."

Cilla sekali lagi terdiam nggak tahu harus bagaimana. Ya tuhan, gimana gue nggak melting mendengar ucapan makhluk ganteng yang kau turunkan untukku.

"Tapi bang Athar pasti akan menyerah ngajarin gue. Onit saja dari tadi ngomel karena gue nggak ngerti juga. Gue juga nggak ngerti apa yang bu Bertha jelasin. Padahal gue sudah bela-belain duduk paling depan."

"Itu karena yang ngajar nggak ganteng kayak saya." Athar memamerkan senyum mautnya. "Saya nggak akan menyerah ngajarin kamu. Biar saya bisa halalin kamu."

"Ah, bang Athar bisa aja." Cilla memukul pelan lengan Athar. Hmm modus biar keliatan manja😄 "Janji ya bang Athar nggak akan menyerah."

Athar mengangguk dan meraih tangan Cilla. Jedag jedug kayak gendang dangdut suara degup jantung Cilla saat itu. Wajah keduanya memerah karena malu.

"Ehem.. ehem.. sudah selesai mesra-mesraannya? Kapan mau mulai belajarnya nih?" Tanya Onit yang sudah kembali ke gazebo. Di belakangnya tampak Ifa yang membawa minuman segar, diikuti Alana yang membawa risoles dan Meta yang masih setia memeluk bungkusan opak.

"Cil, kata mami yang ini jangan sampai lepas. Mami langsung setuju pas tadi ketemu di teras. Papi lo juga kayaknya senang banget akhirnya anaknya laku." Bisik Ifa😆

"In syaa Allah saya nggak akan melepas dia," ujar Athar yang langsung disambut riuh oleh anak-anak GCK. Sementara Cilla mendadak jadi lebih pendiam dan pemalu dihadapan Athar. Apalagi saat Athar mengelus kepalanya dengan lembut. Untung Cilla nggak pingsan lagi.😆

"Kalian belajar dulu deh. Gue mau bantuin mami di dapur. Kata mami kita semua diundang makan malam disini. Met, Al kalian juga disuruh telpon pacar masing-masing. Mami papi mau ngadain selametan akhirnya Cilla laku. Khusus Onit, nggak boleh ngiri ya karena pacar lo gak bisa hadir."

"Sialan lo, Pah."

⭐⭐⭐

"Yang, itu Cilla beneran suka sama Athar?" Tanya Rizky yang sedang duduk bersandar di tempat tidur. Ifa yang baru selesai shalat mengiyakan. Kemudian Ifa duduk di samping Rizky yang langsung memeluknya.

"Bukan suka doang. Jatuh cinta, termehek-mehek kayaknya."

"Atharnya gimana?"

"Kayaknya sama aja. Tadinya gue pikir Athar bercanda pas pertama kali ngajar di kelas. Nggak taunya dia serius. Sejak Athar tahu gue istri lo, dia jadi curhat sama gue."

"Kapan Athar curhat sama kamu?" Rizky memandang Ifa curiga.

"Dua hari yang lalu. Kebetulan gue ketemu dia di perpus."

"Elo ngobrol berduaan sama dia?"

"Ya nggaklah. Ada Alana juga. Kita berdua lagi nunggu bang Zayyan jemput."

"Ooh..."

"Kenapa? Curiga? Cemburu?"

"Iya gue cemburu. Gue nggak suka elo dekat-dekat sama cowok lain."

"Jangan khawatir, nggak ada cowok lain yang berani ngedeketin gue. Baru liat cincin ini aja sudah mundur semua. Pengagum gue satu persatu hilang."

"Jadi lo nyesal pakai cincin itu?"

"Hmm.. gimana yaa..... sebelum gue pake cincin ini fans gue kan banyak banget. Emangnya elo nggak bangga istri lo dikagumi banyak orang?"

"Nggak boleh ada cowok lain dekat atau kagum sama elo. Istri gue cuma buat gue seorang. Ingat itu ya."

"Posesif banget jadi suami."

"Haruslah. Gue kan nggak mau istri gue yang cantik dan seksi ini diambil cowok lain."

"Elo doang yang bilang gue seksi, Ky. Makasih ya babang Chico yang guanteng se alam maya." Ifa mengecup pucuk hidung Rizky.

"Yang, elo aja yang nggak nyadar gimana tatapan cowok-cowok itu saat elo lewat di depan mereka. Makanya mulai sekarang jaga aurat ya. Gue nggak mau mata-mata liar menatap elo."

Ifa tersenyum mendengar ucapan Rizky. Sebenarnya ia senang memiliki suami posesif seperti Rizky. Asal jangan berlebihan masih okelah.

"Baiklah suamiku yang posesif. Rajin-rajin ingetin gue biar nggak umbar aurat ya."

"Kalau di depan gue elo malah kudu umbar aurat, beb."

"Huuu... itu mah emang mau lo. Hati-hati nggak kuat nahan bang."

"Maunya sih emang nggak nahan, beb." Goda Rizky semakin merapatkan pelukannya. "Sampai kapan gue harus menahan diri? Gue khawatir akhirnya gue memperkosa istri sendiri."

"Tunggu momen yang pas." Sampai gue nggak bingung lagi dengan perasaan gue, batin Ifa. Maaf ya Ky. Gue maunya making love, bukan sekedar having sex. Dan gue butuh pernyataan cinta yang tulus dari mulut lo, bukan karena gue minta.

⭐⭐⭐