Masih ada waktu 5 menit sebelum matkul statistika dimulai. Genk CK masih asyik menikmati roti unyil yang dibawa Ifa. Walaupun tengil dan koplak, tapi Ifa jago masak. Nggak sia-sia emak maksa Ifa belajar masak sejak usia 9 tahun. Kini Ifa bisa bisnis kue dan catering kecil-kecilan. Bunda Ulfa salah satu pelanggan setia Ifa.
"Guys, kok tumben bu Bertha telat ya. Biasanya jam 8 kurang 10 menit dia sudah masuk kelas," ujar Cilla sambil menikmati roti yang ke-4. Heran deh, member genk ini nggak normal semua, kecuali Alana. Semuanya cantik, semuanya koplak dan semuanya rakus. Anggota yang paling normal hanya Alana. Semua orang bingung kenapa Alana bisa menjadi anggota genk CK. Jawabannya cuma satu, karena dari kecil Alana selalu menempel kemana pun Ifa pergi.
"Abdi, elo sudah cari info belum kenapa bu Bertha belum datang. Elo kan ketua kelas. Cari info gih." Ifa menyuruh ketua kelas mereka mencari info.
"Biar aja napa, Pah. Kalo dia nggak datang kan berarti kita nggak jadi quiz. Gue belum belajar nih." ujar Meta santai
"Ah, elo mah emang nggak pernah siap quiz, Met."
"Selamat pagi semua," Tiba-tiba terdengar suara maskulin dari depan kelas. Masa bu Bertha telat masuk kelas gara-gara suaranya pecah. Semua mata memandang ke depan kelas dan wow..... pemandangan menyegarkan terpampang di hadapan mereka.
"Calon suami gue." Celetuk Cilla dengan suara yang cukup kencang yang pastinya bisa didengar oleh pria tampan berkacamata yang saat ini ada di depan kelas, karena pria tersebut langsung menoleh ke arahnya. "Ya Allah baang.. jangan ngeliatin calon istri lo kayak gitu dong. Gue nggak kuat baaaang."
"Cilla koplaaaak."
"Perhatian semuanya. Nama saya Athar Zahir. Saya asisten bu Bertha. Saya disuruh menggantikan beliau menguji kalian hari ini." Ucapan Athar disambut keluhan disana sini.
"Ya elah abang ganteng. Kenalan lebih jauh dulu napa, habis itu baru deh abang boleh menguji hati adek." Sahut Cilla sambil senyum-senyum sok manis.
"Hei, calon istriku yang cantik, lulus dulu dengan nilai sempurna. Baru nanti abang jadikan kamu kekasih halal." balas Athar sambil senyum meledek.
"Ya Allah... hati adek langsung meleleh dengar omongan abang." Ucapan Cilla disambut dengan sorakan dari teman-teman sekelasnya.
Selesai quiz, Cilla langsung melesat meninggalkan teman-temannya. Apalagi kalau bukan untuk mendekati asdos yang tampan itu. Sahabat-sahabatnya hanya geleng kepala. Kejombloan yang akut membuat Cilla agresif. Memang di antara para sahabatnya hanya Cilla yang masih jomblo. Ifa sudah menikah. Alana sudah memiliki calon suami. Kekasih Onit seorang abdi negara yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Magelang. Sementara kekasih Meta adalah seorang mahasiswa kedokteran tahun terakhir.
"Guys, nge-mol yuk. Gue bosen nih seminggu ini di rumah melulu." Ajak Ifa saat mereka duduk di kantin kampus.
"Makanya biar nggak bosan lo 'main' dong sama babang Chico. Dijamin hari-hari lo nggak bakal ngebosenin." ujar Meta yang baru datang sambil membawa sepiring siomay yang langsung diserbu oleh sahabat-sahabatnya.
"Ipah, batalin aja sih perjanjian lo sama Rizky. Kasian tau."
"Dih, nggaklah. Siapa suruh dia terima tawaran emak gue. Dari awal kan gue sudah menolak disuruh kawin sama dia."
"Tapi elo kan juga suka sama dia, Pah. Nggak usah muna deh." ledek Onit sambil meminum es teh manisnya karena kepedesan makan siomay.
"Bujuuug dah jaman kapan itu mah. Jaman baheula banget. Jaman gue masih SMP."
"Ah, masa sih? Bukannya sampai sekarang elo masih suka stalking IG dia ya."
"Au ah." Ifa malas mengomeni ucapan Alana.
"Au ah kenapa sih sayangku." Tiba-tiba Rizky sudah berdiri di belakang Ifa dan memegang bahunya.
"Lho, elo ngapain disini? Kampus lo kan bukan disini. Emang sudah ketemu sama dosen pembimbing lo?" Tanya Ifa tanpa menoleh.
"Ya jemput istri guelah. Ya kali gue jemput si tukang opak. Tadi kan gue sudah bilang kalau mau ajak elo makan siang." Rizky langsung menggeser Meta yang duduk disamping Ifa. "Geser Nyet."
"Nyat nyet nyat nyet aja. Woy, gue tuh punya nama yang cantik. Meta Azalea Mentari. Panggil gue Meta. M.E.T.A.... META.
"Iya iya... META... buruan geser, nyet." Kali ini Rizky dapat jitakan di kepala dari Meta.
"Yang, makan siang yuk. Habis itu ikut aku ke kantor."
"Kan gue bawain elo bekal. Mubazir dong bekal yang gue siapin tadi pagi."
"Bekal ini biar buat....."
"Buat gue aja," entah kapan tiba, Cilla langsung merebut tempat bekal yang dibawa oleh Rizky. "Kebetulan gue belum sarapan."
"Cil, elo kan sudah makan 6 buah roti unyil. Emang masih kurang? Dasar perut karet lo."
"Gue kan capek habis mengejar-ngejar masa depan gue. Elo nggak liat nih perut gue jadi kurus." Cilla hampir mengangkat blusnya untuk memperlihatkan perutnya.
"Woy... nyadaaar.. ini di kantin sis. Bukan di kamar mandi. Waah, kalo si Athar liat kelakuan lo pasti dia bakal nolak elo. Siapa yang mau sama cewek cantik tapi otaknya rebah." Ujar Onit sadis.
"Tenang nit. Gue sudah mulai tebar pesona. Doain dia mau menghalalkan gue. Biar bukan cuma si Ipah yang punya laki." Cilla mulai membuka kotak bekal milik Rizky. "Tengkyu ya babang Rizky yang gantengnya kayak babang Chico tapi nggak melebihi gantengnya calon suami gue, bang Athar."
"Huuuu... mulai deh." Onit yang duduk di depan Cilla menyentil jidat jenong Cilla.
"Sakit pe'a." Omel Cilla tanpa menghentikan suapannya.
"Jalan sekarang yuk, yang." Ajak Rizky. "Kelamaan disini gue khawatir istri gue tambah koplak."
"Bini lo itu justru ratu koplak, Ky." Ledek Alana yang dari tadi diam saja. "Di depan elo aja dia jaim. Aslinya kan lo tau sendiri dia kayak apa."
Dengan santainya Rizky menggenggam tangan Ifa tanpa tahu si pemilik tangan mulai blingsatan dan gelisah.
"Ky, lepasin tangan gue. Malu tau sama yang lain." Ifa berusaha menarik tangannya namun ditahan oleh Rizky.
"Cuek ajalah. Kan gue sudah jadi mahram lo. Boleh dong pegang elo, peluk elo, ci....."
"Stoooop... cukup sampai situ bang Rizky. Jangan kau nodai pendengaran dan penglihatan gue yang masih polos ini dengan segala keuwuan kalian." Cilla menutup mata dan telinganya bergantian.