Kim Hong tersenyum. "Tidak apa, suhu, aku sudah menghajarnya cukup setimpal. Dia hendak memaksaku makan minum dengan dia, aku menghajar dia dan kaki tangannya, akan tetapi dia datang lagi membawa pasukan."
"Jahanam kau, berani mengganggu muridku?" Bouw Hun membentak.
Wong Taijin hampir terkencing-kencing saking takutnya.
"Ampunkan saya.... saya tidak tahu.... ampunkan.."
"Hayo berlutut dan minta ampun kepada murid ku," bentak Bouw Hun.
Pembesar itu tanpa malu-malu lagi menjatuhkan diri berlutut menghadap Kim Hong dan mengangguk-angguk. "Ampunkan saya, nona, ampunkan saya...."
Akan tetapi Kim Hong tidak memperdulikannya.
"Suhu, bagaimana suhu dapat berada di sini dan agaknya menjadi pembesar?" tanyanya kepada Bouw Hun membiarkan saja Wong Taijin yang masih berlutut dan mengangguk-angguk.
"Mari ikut pulang, Kim Hong. Kita bicara di rumah," kata Bouw Hun dan dia menggandeng tangan muridnya lalu mengajak muridnya meninggalkan rumah makan itu.