"Dia seorang di antara para panglima perang dari pasukan Han," demikian kata ibunya.
Kemudian ibunya menceritakan bahwa Can Bu tertawan oleh suku Khitan ketika bersama para panglima lain, memimpin pasukan menyerbu daerah utara. Karena sikapnya yang baik dan gagah, Can Bu tidak dibunuh, bahkan diperlakukan sebagai seorang tamu agung. Ke mudian, terjalin cinta asmara antara Can Bu dan Khitan, mendiang ibunya. Atas persetujuan kepala suku, merekapun menikah. Akan tetapi, ketika ibunya mengandung tua dan ayahnya itu memperoleh kesempatan, ayahnya meloloskan diri.
"Ayahmu seorang pahlawan, tentu saja tidak mau tinggal untuk selamanya di sini," demikian ibunya bercerita. "Tadinya dia hendak mengajakku ikut melarikan diri, akan tetapi karena aku dalam keadaan mengandung tua, aku menolak. Dia pergi sendiri dan sampai sekarang tidak ada berita darinya."