Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Bad Boy ;bright

🇮🇩akiiokyy
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.9k
Views
Synopsis
Kau wanita murahan, kau hanya mainan ku. Pernikahan ini hanya untuk main-main saja, tidak perlu serius" - Max Bennet
VIEW MORE

Chapter 1 - Awal

Asha : Aku adalah wanita babu nya Max laki laki sialan itu. Aku wanita penyabar, baik, dan berita buruknya aku adalah wanita suruhan Max.

(Max: Hentikan, kau tidak perlu curhat di intro ini tentang kemurahan hatiku padamu)

(Asha : Cih, dasar pria sialan)

(Max : Nanti kau liat saja apa yg akan ku lakukan malam ini *smirk)

(Asha : *krik *krik *krik)

Ya sudah thor, itu saja perkenalan dari ku 😔

Max : Aku adalah laki-laki yg penuh dengan karisma dan ketampanan yg merajalela , satu-satu nya pria yang paling tampan disekolah dan mempunyai bakat serta prestasi yang melimpah.

(Asha : Kamu disuruh intro sama author bukan buat nyombong Max!)

(Max: Diam kau! Atau kau akan berada pada bahaya malam ini Asha! Aku tidak mengada-ada ya!)

Kita lanjutkan, aku ini pria yg sangat baik hati dan penuh kasih sayang terhadap perempuan , tapi tidak dengan si bodoh Asha Addison.

.

.

.

.

.

.

Silahkan baca cerita nya ;)

.

.

.

.

.

.

"Tidak! Jangan! Jangan memaksaku! Argh!" Aku terbangun dari tidur ku karena mendapat mimpi buruk.

Ya, aku bermimpi betapa kejam nya Max saat Pentas seni sekolah kami kemarin.

Max mempermalukan aku, dengan menyuruh ku mencium ujung sepatu nya ditengah lapangan dan itu di saksikan oleh seluruh penjuru sekolah.

Mereka menertawakan ku, kenapa? Karena aku mau saja mencium kaki Max laki-laki terkejam menurut ku ini.

Aku tidak bisa menentang perintah nya. Kenapa? Ya. Tidak kalian ketahui ayah dan ibu Max ini seorang rentenir terbesar se Indonesia.

Ibu ku memiliki banyak utang terhadap keluarga nya.

Dan ibu Max meminta ku menemani Max di apart nya yg besar ini. By the way, sekolah kami saat ini berada di Canada.

Ya, kami. Maksud ku , aku dan Max sekarang sekolah di Senior High School 1 Canada. Berbagai jurusan ada disana, Max memilih jurusan dokter, dan aku perawat.

Sebagai ganti nya aku harus mematuhi Max tak boleh membantah perintah nya.

Apabila aku membantah, dan Max menelpon org tua nya.. Maka, orang tua ku akan dilaporkan kepolisi karena tidak bisa membayar hutang itu.

"Hey kau sudah bangun?" suara itu memecahkan lamunan ku dipagi hari ini.

Pagi hari yg cerah seketika menjadi suram setelah aku mendengar suara pria itu.

"Sudah" jawab ku seraya mengambil ponselku dan memainkan nya tanpa menatap Max yang saat ini berada di depan pintu kamarku.

"Buatkan aku sarapan segera" perintahnya

Aku menghela nafas berat dan menghembuskan nya.

"Aku mau mandi dul-"

"Jangan membantah, kubilang sekarang ya sekarang!"

Sialan, jika dia bukan Max Bennet, aku bersumpah aku akan menghancurkan wajah pria ini.

"B-baiklah" jawabku seraya melewati tubuhnya yg besar di tengah pintu kamarku.

"Ayo cepat!" gertak nya seraya mengikuti langkah ku menuju dapur.

Aku segera turun kebawah tanpa memakai celana pendek ku terlebih dahulu.

Ya, aku sering memakai baju Kaos kebesaran saat tidur dan mengenakan celana dalam.

Max sudah tidak heran melihat ku seperti ini, ia sudah terbiasa.

"Mau makan apa pangeran?" Ucapku sambil tersenyum paksa kepada nya.

Dia terlihat memikirkan menu yg harus ku buat.

"Aku ingin makan waffle" ucapnya setelah sekian lama berpikir.

"Hmm baiklah, tunggu sebentar" ucapku dan segera membuatkan nya waffle yang aku sendiri tak tau apa saja bahan masak nya.

Max pun duduk dikursi makan dan memainkan ponsel nya. Sambil mengangkat salah satu kaki nya untuk dinaikkan keatas meja makan.

Beberapa menit kemudian aku pun selesai membuat waffle yang diminta Jungkook.

"Ini" ucapku seraya meletakkan sepiring waffle abal-abal milikku dihadapan nya.

"Biar ku coba"

Max memakan waffle buatan ku.

"Cih, ini apa?! Rasa apa ini?! Rasanya seperti kotoran kucing yg mengeras!" ucapnya seraya melepeh waffle buatanku.

Matilah kau Asha.

Lagipula, apa dia pernah memakan kotoran kucing sehingga menyamakan rasanya dengan waffle ku?

"Ini sangat keras!" ucapnya lagi.

"Mungkin tepung nya kebanyakan" ucapku seraya menunduk bersalah.

"Makanya yg jago dong masak tuh! Mubadzir kan jadinya!" Yup, sekarang Max sangat marah.

Ia beranjak dari meja makan dan masuk kekamar , ia menghempaskan pintu kamarnya dengan sangat kuat.

-------

"Dah untung aku mau bikinin padahal..." keluh ku seraya mencuci piring dan alat masak yg tadi ku pakai.

Selesai mencuci piring, aku berinisiatif memesan makanan kesukaan Max yaitu Corndog mozarella via delivery.

Tak lama kemudian Corndog datang, aku menaruh makanan itu diatas nampan dan membawanya ke kamar Max.

Daripada aku mati hari ini. Lebih baik ku bujuk saja dia.

'Tok.. Tok.. Tok'

Aku mengetuk pintu kamar Max sambil membawa Nampan yg berisi makanan permintaan maaf ku.

Ya aku memang tidak pandai memasak. Tapi ia tetap saja memaksa ku untuk membuatkan nya makanan.

"Ada apa?!" suara dari dalam begitu menyeramkan sampai-sampai aku tersentak.

"Buka dulu pintu nya, a-aku.. membawa sesuatu untuk mu!" ucapku sedikit takut.

'Klek'

Pintu terbuka. Dan pria bodoh ini berdiri tepat didepan ku.

"Sejak kapan kau memesan makanan nya?" Ucap Max dengan nada sedikit heran.

"Kau tidak perlu tau, mmm.. makan lah sekarang. Aku mau kebawah!" ucapku seraya membalikan badan setelah memberi nampan makanan kepada Max.

"Masuklah"

Max menarik lengan ku, dan aku sekarang berada di dalam kamarnya, untuk pertama kali.

Kamar ini sangat rapi, bahkan jauh lebih rapi kamar milik Max daripada milikku.

Tetapi aku heran, mengapa ia sering mengotori ruang tamu . Dan membuatku repot?

"Kau pasti terpana melihat kamar ku yg penuh dengan foto orang paling tampan yang pernah kau liat" ucap Max percaya diri.

Kamar Max penuh dengan foto semasa kecil hingga ia diumur seperti ini. Pria kejam ini narsis juga ternyata hahaha.

"Dasar kepedean" ucapku membantah ucapannya.

"Aku ambil air dulu" ucapnya lalu berlari kearah dapur seperti anak kecil.

Sembari menunggu Max kembali, aku memperhatikan detail isi kamar nya yang sangat rapi

Saat aku terpesona melihat sekeliling kamarnya..

"Hey!"

'Byurrr'

Yup, Max menyiram ku dengan air yg ia bawa.

"Max!!"

Aku marah sekarang.

"Apa huh?! Ini hukuman mu! Karena membuat makanan batu tadi pagi!" ucapnya seraya tertawa renyah.

"Aku membawakan makanan kesukaan mu! Untuk minta maaf! Tapi kau malah menyir-"

'Chup'

Max menyumpal mulut ku yang masih berbicara dengan bibir yg sering ia pakai untuk mengeluarkan smirk andalan nya kepada ku.

Aku hanya terdiam dan tidak bisa apa - apa.

Aku shock.

Ku kerjap kan mata ku beberapa kali. Aku bisa melihat wajah Max yang sangat sangat dekat dari sini. Aku tak menyangka First kiss ku diambil oleh Max Bennet si pria yang paling aku benci.

Aku tau Max pasti merasakan detak jantung ku saat ini. Dan.. mengapa tubuh ku terasa sangat kaku? Ya Tuhan! Bantu gadis kecil mu ini.

"Itu hukuman kedua"ucap Max sembari menjauhkan jarak antara wajah kami berdua.

"Dasar pria mesum!!" teriakku di depan wajahnya.

Ku hempaskan makanan yg ku bawa untuk nya. Lalu melangkahkan kaki keluar kamar nya.

-------

Max P.O.V

Tak bisa ku pungkiri. Ia sangat cantik saat marah tadi. Bibir nya yg mungil begitu menggoda ku untuk menyumpal nya. Saat ku mencium nya. Kurasakan detak jantung nya yg begitu cepat. Ku menertawakan nya dalam hati.

Aku tak perduli makanan yg ia bawa tergeletak begitu saja dilantai. Aku tak butuh bantuan nya untuk membersihkan ini.

Setelah aku membersihkan makanan di lantai. Aku pergi turun kebawah untuk menonton TV.

Kulihat ia sedang fokus menonton drama di TV.

Naluri evil ku pun kembali keluar.

Ku liat ia sedang memakan cemilan yg ku beli semalam.

"Hfftt lelah sekali" ucap ku seraya mengambil cemilan milik nya.

"Hey! Kembali kan! Itu milik ku!"

"Apa milik mu? Aku yg beli!"

"Kembalikan!"

"Ambil saja sendiri wle" ucap ku sembari menjulur kan lidah ku.

Dia hanya diam dan kembali menonton TV.

"Siapa nama mu? Asha? atau.. Ashiap? hahahah" ejekku untuk memancing amarah nya.

Namun ia tak bergeming dan tetap fokus menonton TV seperti tak ada aku disamping nya.

"Ashiap" panggil ku kembali.

Namun tak ada gubrisan dari sang pemilik nama yang ku ejek.

Tak lama ku lihat ia mengambil ponsel nya dan mengetikkan beberapa kata mungkin.

Dan berlanjut menonton TV.

Tak lama mungkin orang yang berkirim pedan dengan Asha membalas nya. Lalu ia pun membalas nya dan seterus nya begitu.

-------

Author P.O.V

Asha mengambil ponsel nya yg ada disebelah nya. Dan mengetikkan pesan untuk seseorang diluar sana

Pesan :

Asha : "Hey, kau sedang dimana?"

..... : "Mm aku sedang mengurus barang ku di hotel. Kenapa?"

Asha : "Tidak apa. hmm bisa kah kau ke apart Max?"

..... : "Memang nya kenapa?"

Asha : "ish! Nanti ku ceritakan! Cepatlah kemari!"

... : "Mm baiklah 10 menit lagi aku kesana"

Asha : Baiklah.. ku tunggu (read)

Max sangat penasaran dengan siapa kah Asha berkirim pesan.

'Mengapa aku menjadi penasaran begini? Ah untuk apa aku penasaran, aku tidak perduli. Bukan urusan ku' batin Max.

'Ting Tong'

Asha berlari membuka pintu dan langsung memeluk pria yg datang ke apart mereka.

Max menyaksikan langsung kejadian itu.

Tanpa ia sadari. Tangan nya menjadi mengepal. Tanda ia sedang marah.

"Aaah aku merindukanmu" ucap Asha disela sela pelukan mereka.

"Hmm aku juga" pria itu tersenyum

'Aku seperti mengenal pria itu' Batin Max

'Argh! Dia!...'

To Be Continued